JK: lulusan PT jadi pengusaha jangan berharap jadi PNS

id jusuf kalla, mahasiswa, penguasaha, pns

JK: lulusan PT jadi pengusaha jangan berharap jadi PNS

Jusuf Kalla (FOTO ANTARA)

Yogyakarta (ANTARA News) - Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla mendorong para lulusan perguruan tinggi agar menjadi pengusaha, karena kesempatan bekerja lebih luas ketimbang mendaftar menjadi pegawai negeri sipil.

"Lulusan perguruan tinggi jangan berharap menjadi pegawai negeri sipil (PNS), karena peluangnya lebih kecil," katanya ketika menjadi pembicara dalam Seminar Nasional Teknologi Industri 2011 yang mengangkat tema `Mengembangkan Jiwa Kewirausahaan Berdaya Saing Menuju Persaingan Global`, di Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Sabtu.

Menurut dia, kuota PNS saat ini hanya terbatas pada tenaga pendidik dan kesehatan, sehingga lulusan perguruan tinggi hendaknya mempertimbangkan pilihan lain di luar PNS.

"Pilihan lain para lulusan PT adalah bekerja di sektor swasta atau menjadi pengusaha atau berwirausaha," katanya.

Ia mengatakan para lulusan PT yang ingin menjalankan usaha sebaiknya mampu bersaing.

"Seorang pengusaha yang mampu bersaing tentunya inovatif dan kreatif dalam menjalankan usahanya sehingga mampu meningkatkan nilai usaha," kata dia.

Kalla mengatakan untuk memajukan usaha, para pelaku usaha harus melakukan banyak penelitian yang aplikatif.

Sementara itu, salah seorang peserta seminar Evhi mengatakan tantangan yang dihadapi pengusaha selama ini adalah pasar yang semakin kompetitif.

"Saya sebagai pengusaha batik mencoba terus berkreasi dalam menjalankan ekonomi kreatif agar tetap bertahan dalam persaingan pasar," katanya.

Dalam kesempatan itu, Jusuf Kalla juga mengatakan kewirausahaan mendorong budaya di Indonesia saling berbaur karena bertujuan mencapai kemajuan ekonomi.

"Budaya lokal di Indonesia saat ini saling berbaur karena didorong oleh kebutuhan yang sama yakni memajukan setiap usaha," katanya.

Dia mencontohkan budaya lokal yang berbaur adalah budaya yang tumbuh dan berkembang di sektor maritim dan agraris.

"Pada awalnya budaya maritim mendorong orang untuk menjadi pengusaha karena orang yang tinggal di kawasan maritim cenderung agresif dan berani mengambil risiko saat menjalankan usaha," kata dia.

Sedangkan, masyarakat yang tumbuh dan berkembang di lingkungan agraris, contohnya petani cenderung tidak berani menanggung risiko.

Menurut dia, dalam perkembangannya kedua masyarakat yang hidup dalam budaya saling berbaur karena memiliki tujuan yang sama, yakni meningkatkan kemajuan ekonomi melalui wirausaha.

Ia mengatakan pendidikan, pergaulan, dan pengalaman hidup mengubah segalanya karena masyarakat dengan latar belakang budaya yang berbeda bisa saling berbaur dan berinteraksi.

"Orang kemudian menjadi kreatif dan bisa berekspresi saat menjalankan segala macam usaha," katanya. (ANT-293/M008)