Umat Hindu ikuti Tawur Agung di Prambanan

id umat hindu

Umat Hindu ikuti Tawur Agung di Prambanan

Upacara Tawur agung di Prambanan (Foto Antara/Regina)

Jogja (ANTARA Jogja) - Ribuan umat Hindu dari  Daerah IstimewaYogyakarta dan Jawa Tengah mengikuti upacara Tawur Agung Kesanga Tahun Caka 1934 di pelataran Candi Wisnu Komplek Candi Prambanan.

Upacara Tawur Agung yang merupakan persiapan umat Hindu menghadapi Hari Raya Nyepi ini dihadiri Menteri Agama Suryadarma Ali, Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo, Ketua Komisi VIII DPR, Ketua Parisada Hindu Dharma Pusat Mayjen (Pur) Suwisme.

Menteri Agama Suryadarma Ali dalam sambutannya mengatakan, setiap timbulnya gangguan kerukunan beragama mengakibatkan hilangnya suasana kondusif di masyarakat.

"Umat Hindu selama ini telah merawat semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang menjadi dasar kerukunan rakyat. Kita berharap makna dari Tawur Agung bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan tidak berhenti dalam ritual saja," katanya.

Menurut dia, dalam kehidupan bermasyarakat seperti halnya prinsip Dharma Shanti, bangsa Indonesia masih membutuhkan banyak ruang mediasi untuk menjalin kekeluargaan tanpa batas.

"Suku, agama, kelompok, dan berbagai golongan yang ada, jika terjalin komunikasi dan kekeluargaan yang baik maka akan mencapai titik temu kerukunan antar umat beragama," katanya.

Ia mengharapkan pemimpin agama dapat menjadi teladan bagi umatnya, menghindari dan menjauhkan kesan pamer,  meningkatkan solidaritas serta menjauhkan diri dari tindakan tidak terpuji.

Ketua Penyelengga Tawur Agung Sunarto mengatakan sebelumnya telah digelar upacara Atur Piuning di Keraton Ratu Boko, Desa Bokoharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada Rabu (21/3) malam.

"Tawur Agung dimulai dari pelataran Keraton Ratu Boko dengan prosesi mendak tirta atau mengambil air suci," katanya.

Dalam Tawur Agung juga akan disajikan tarian Dewa Nawa Sanga oleh para penari dari Universitas Hindu Indonesia Denpasar (Bali), tari barong yang menggambarkan Tawur Agung Kesanga, tari ogoh-ogoh yang melambangkan hawa nafsu dan angkara murka.

Seusai mengikuti upacara Tawur Agung, umat Hindu kemudian melakukan tapa brata penyucian dengan penyepian, yakni amati geni atau tidak menyalakan api, amati karya atau tidak bekerja, amati lelungan atau tidak bepergian, dan amati lelanguan atau tidak bersenang-senang.

(V001)