Perajin tas serat Kulon Progo terus berinovasi

id perajin tas serat

Perajin tas serat Kulon Progo terus berinovasi

Pengrajin tas tradisional Knit Craft Kecamatan Sentolo, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. (Foto ANTARA/Mamiek)

Kulon Progo (ANTARA Jogja) - Para perajin tas serat alam di Desa Salamrejo, Kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, terus melakukan inovasi untuk menghasilkan barang kualitas ekspor agar mampu bersaing di pasaran lokal dan internasional.

"Kami terus memproduksi tas serat alam yang berkualitas. Saat ini banyak saingan dari berbagai negara seperti Vietnam dan China," kata pemilik toko kerajinan tas serat alam `Dian Handycraft` Dwiyani di Sentolo, Rabu.

Ia mengatakan tas serat alam masih diekspor ke Korea, Jepang, dan Amerika melalui eksportir asal Bali.

Selain memproduksi tas kualitas ekspor, dirinya dan kelompok One Vilage One Product (OVOP) di Desa Salamrejo sedang menggarap desa wisata serat alam.

"Kami sudah memiliki `showroom` di sepanjang jalan dan Balai Langit untuk menjual serta memamerkan produksi kami. Tetapi untuk membesarkan desa wisata membutuhkan waktu lama, tidak hanya satu atau tiga tahun, namun lebih dari itu," katanya.

Bahkan, kata dia, diperlukan peran dari Pemerintah Kabupaten Kulon Progo untuk membantu membesarkan desa wisata ini.

Dwi mengatakan kalangan perajin di Desa Salamrejo masih fokus mengerjakan permintaan untuk keperluan Lebaran. "Sebab, permintaan akan tas serat alam menjelang Lebaran meningkat hingga 30 persen," katanya.

Menurut dia, pihaknya belum mengisi dan memanjang hasil kerajinan serat alam di "showroom", karena sedang fokus mengerjakan pesanan untuk Lebaran.

"Sedangkan kemarin, kami fokus memenuhi pesanan tas untuk liburan sekolah," kata Dwi.

Selain kelompok OVOP, menurut dia, kelompok perajin binaan International Organization for Migration (IOM) juga bersama-sama mewujudkan Desa Wisata Salamrejo.

Saat ini jumlah perajin Salamrejo yakni kelompok OVOP anggotanya 20 orang, dan kelompok IOM sebanyak 217 orang.

"Kami saling bahu-membahu untuk mewujudkan Desa Wisata Salamrejo. Selain itu, kami juga kompak dalam memasarkan produksi kerajinan dari serat alam. Kalau ada pameran, barang kerajinan yang dipamerkan berasal dari semua kelompok, tidak hanya satu kelompok," katanya.

(KR-STR)