Desa Wisata Kalibuntung dorong pertumbuhan ekonomi warga

id desa wisata kalibuntung

Desa Wisata Kalibuntung dorong pertumbuhan ekonomi warga

Wahana permainan anak di Desa Wisata Kalibuntung, Bantul, DIY (Foto ANTARA/Sidik)

Bantul (ANTARA Jogja) - Desa wisata Kalibuntung di Desa Srihardono, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, keberadaanya mampu mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat yang merupakan warga desa setempat.

"Dampak langsung terhadap ekonomi masyarakat jelas ada, karena paketan wisatawan untuk kunjungan ke desa wisata kita libatkan masyarakat dan potensi yang dimiliki desa," kata bendahara Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Wisata Kalibuntung, Bantul, Eko Yulianto di Bantul, Senin.

Menurut dia, potensi yang ada di desa wisata ini diantaranya pertanian, kerajinan dan kuliner serta sejumlah home stay atau tempat menginap, sejumlah potensi itu dikemas dalam satu paket layanan sehingga ada transaksi khususnya kuliner dan kerajinan.

"Wisatawan ke desa wisata kita tawarkan untuk menikmati pemandangan khas desa seperti belajar bercocok tanam dan belajar membuat kerajinan serta menikmati makanan khas desa. Jadi untuk mendukung desa wisata kita maksimalkan apa yang ada di desa sebagai daya tarik," katanya.

Ia menyontohkan, seperti rombongan dari pelajar yang berkunjung ke desa wisata ini dengan tujuan out bond atau makrab itu membutuhkan tempat seperti gazebo atau ruang pertemuan, sehingga secara tidak langsung melibatkan kelompok masyarakat untuk menyediakan menu paket.

"Dampak akan terasa langsung ke masyarakat, apalagi ada kelompok terutama ibu-ibu yang menawarkan aneka masakan kuliner. Selain itu juga potensi yang ada di desa juga semakin dikenal masyarakat luas," katanya.

Ia mengatakan, Desa Wisata Kalibuntung yang dikembangkan sejak Agustus 2011 lalu ini menawarkan berbagai wisata outbond yang menarik dan menantang, wisata air, belajar mengasah keterampilan bidang pertanian, kerajinan dan menikmati nuansa khas pedesaan.

"Kami menghadirkan berwisata yang edukatif dan inovatif, karena kami mengajak dan melihat langsung proses menanam sayur, belajar membuat kerajinan gerabah dan keramiik serta mengajak untuk menikmati pemdandangan desa dengan menyusuri sungai Opak," katanya.

Menurut dia, setiap seminggu sekali desa wisata dikunjungi rombongan pelajar baik dari tingkat taman kanak-kanak (TK) hingga mahasiswa yang berasal dari Bantul dan luar kabupaten untuk melakukan "out bound" maupun makrab.

"Tiap rombongan rata-rata berjumlah 50 sampai 100 pelajar, bahkan ada yang pernah 500 pelajar," kata dia yang menawarkan paket layanan untuk antar jemput dengan mobil antara Rp75.000 sampai Rp150.000.

(KR-HRI)