Pengusaha kuliner ayam kampung Bantul makin berkembang

id pengusaha ayam kampung

Pengusaha kuliner ayam kampung Bantul makin berkembang

Salah satu warung kuliner di kampung wisata Santan, Kabupaten Bantul, DIY (Foto ANTARA/Sidik)

Bantul (ANTARA Jogja) - Warung kuliner dengan menu spesial ingkung atau ayam kampung yang di kembangkan pengusaha di kawasan kampung wisata Santan Desa Guwosari, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, usahanya semakin berkembang.

Yudi Susanto, pemilik "Waroeng nDeso mBantul" di Guwosari, Bantul, Selasa mengatakan, usaha yang dirintis sejak September 2011 ini awalnya hanya mampu menjual kurang dari 10 ayam kampung tiap harinya, namun sejak beberapa bulan terakhir bisa mencapai 20 ayam kampung per hari.

"Awalnya hanya menjual beberapa ekor saja, namun tetap saya pertahankan, dan Alhamdulillah semakin ke sini semakin berkembang, karena peminatnya semakin bertambah, kalau pas ramai bisa menjual hingga 30 ekor," kata dia.

Menurut dia, warung kuliner yang yang berkonsep jawa ini memang sengaja dipilih untuk melestarikan tradisi di Yogyakarta yang diakuinya kuliner seperti ini jarang dijumpai, sehingga dirinya berharap bisa menjadi berkah terhadap usahanya.

"Jadi memang sasaran konsumen ayam kampung ini untuk kalangan menengah ke atas, karena memang harganya yang relatif mahal. Namun tampilan kita tetap sebagai "wong ndeso" sebagai ciri khas warung ndeso," katanya.

Yudi menyebutkan, menu masakan ayam kampung ditawarkan harga Rp40.000 sampai Rp60.000 per ekor tergantung ukuran. Untuk tiap ekor bisa untuk tiga sampai empat orang.

Ia mengaku, kebanyakan konsumen yang datang berasal dari wisatawan yang mampir dari kunjungannya ke sejumlah objek wisata di Bantul seperti pantai Gua Cemara, dari sentra kerajinan batik maupun berbelanja kerajinan batok produksi perajin setempat.

"Rata-rata memang wisatawan dari luar Bantul, terutama kalau pas libur panjang akhir pekan. Pernah ada turis dari Jepang yang tertarik untuk mencoba menu ayam kampung," katanya yang mengaku bisa menjual sampai 50 ekor saat hari libur.

Menurut dia, selain ayam kampung sebagai menu utama, kulinernya juga menawarkan berbagai masakan ikan seperti gurameh, wader gorang dan nila yang ditawarkan mulai dari Rp4.000 sampai Rp10.000 per porsi (belum termasuk nasi).

"Menu masakan disajikan bervariasi sebagai alternatif pilihan konsumen. Tentu saya berharap keberadaan pondok kuliner ini juga dapat mendukung upaya pengembangan kampung wisata yang mulai digalakkan di desa ini," kata dia.

(T.KR-HRI)