Pasar Percontohan Sentolo diharapkan bebas produk impor

id Pasar Percontohan Sentolo

Pasar Percontohan Sentolo diharapkan bebas produk impor

Bupati Kulon Progo, Hasto Wardoyo (tengah) didamping Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Energi Sumber Daya Mineral, Djunianto (Kiri) meletakan batu pertama pembangunan Pasar Percontohan Sentolo. (Foto ANTARA/Mamiek)

Kulon Progo (ANTARA Jogja) - Pasar Percontohan Sentolo, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, diharapkan dapat menjual produksi masyarakat setempat dan bebas produk impor.

"Pasar Percontohan Sentolo pada hakikatnya ada beban moral bahwa tidak boleh ada produk dari luar yang menguasai pasar percontohan, harus "zero" produk impor. Untuk mengucapkannya sangat mudah, tapi pelaksanaannya membutuhkan komitmen bersama," kata Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo dalam peletakan batu pertama pembangunan Pasar Pencontohan Sentolo, di Kulon Progo, Kamis.

Menurut Hasto, Pasar Sentolo strategis dan prospektif serta dekat dengan jalan utama negara sehingga pembangunan pasar itu harus dibuat seoptimal mungkin untuk menghindari pasar tumpah yang berdampak pada terganggunya arus lalu lintas di jalan negara.

"Kami juga mengharapkan, semangat bela-beli Kulon Progo terus digelorakan kepada pedagang dan konsumen Pasar Percontohan Sentolo kedepan," kata Hasto.

Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Energi Sumber Daya Mineral (DisperindagESDM) Kulon Progo, Djunianto Masudi Utama mengatakan permasalah klasik yang sering dijumpai dalam pengelolaan pasar tradisional adalah pedagang di luar dan dalam pasar belum tertata dengan baik, keamanan dana sampah belum ditangani secara optimal, bersih, keindahahan, ketertiban belum merupakan kesardaran dan kebutuhan pengguna pasar, fisik bangunan yang belum terawat sehingga terkesan keadaan pasar yang kumuh dan semrawut.

"Hal ini menyebabkan pasar tradisional kalah bersaing dengan pasar modern. Karena itu, dalam meningkatkan daya saing pasar tradisional salah satu kebijakan pemerintah terhadap pasar tradisional adalah melalui revitalisasi pasar atau pembangunan pasar. Pembangunan pasar percontohan Sentolo merupakan salah satu dari 23 pasar percontohan di Indonesia yang dibangun untuk mengatasi masalah tersebut," kata Djunianto.

Ia mengatakan, Pasar Percontohan Sentolo dibangun diatas tanah kas desa Salamrejo, Sentolo, dengan luas 1,9 hektare dengan sistem sewa selama 20 tahun. Sesuai dengan rencana awal yang telah disusun oleh konsultan perencana PT Wastu Anotama bahwa pasar percontohan sentolo secara keseluruhan akan menampung pedagang sebanyak 914 orang.

Pasar itu meliputi bangunan kios sebanyak 214 buah, los sebanyak delapan unit yang akan menampung 700 kapling, parkir mobil sebanyak 45 unit, parkir motor 45 unit, serta ruang terbuka hijau yang dapat dimanfaatkan untuk rekreasi dan kuliner dengan nilai total anggaran Rp19 miliar yang bersumber dari APBN, APBD DIY, dan APBD Kabupaten.

"Pembangunan dilaksanakan secara tertahap. PAda tahun anggaran 2012 atau tahap pertama, akan dibangun kios sebanyak 54 buah berukuran lima kali lima meter persegi, dan 18 buah berukuran tiga kali lima meter persegi, dan kawasan depan untuk parkir kendaraan roda empat," kata dia.

Pembangunan tahap pertama, kata dia, dilaksanakan dengan APBN sebesar Rp5 miliar, dana dari pemeirntah provinsi DIY sebanyak Rp525 miliar dan Pemkab Kulon Progo Rp600 juta.

(KR-STR)