Dispertan Kulon Progo perluas lahan Kakao

id perluas tanaman kakao

Dispertan Kulon Progo perluas lahan Kakao

Ilustrasi, Seorang petani mengambil buah kakao yang membusuk sebelum di panen. (Foto ANTARA/Irwansyah Putra)

Kulon Progo (ANTARA Jogja) - Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, memperluas area lahan kakao sebanyak 100 hektare melalui program "peningkatan produksi dan produktivitas dan mutu tanaman khususnya Kakao".

Kasi Produksi dan Perlindungan Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dispertan) Kulon Progo, Haryoto, di Kulon Progo, Senin, mengatakan, perluasan lahan ini merupakan bantuan dari pemerintah pusat melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) berupa bantuan sosial.

Perluasan lahan kakao rencananya akan dilaksanakan di Kecamatan Kokap, Kalibawang, Samigaluh dan Girmulyo.

"Bantuan langsung diterima oleh kelompok tani, kemudian dibelikan pupuk dan bibit kakao. Kami dari Dispertan hanya melakukan pendampingan teknis," kata Haryoto.

Tahap perluasan lahan kakao, kata Haryoto, masing-masing kelompok tani sudah membeli bibit kakao. Mereka bekerjasama dengan Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Jember, Jawa Timur mulai dari pengadaan bibit, pembesaran hingga perawatannya.

"Akhir Oktober bibit kakao sebanyak 100.000 batang sudah didistribusikan ke masing-masing kelompok. Rencananya, pada pertengahan November ini, bibit kakao akan mulai ditaman. Jenis yang ditanaman oleh petani kakao adalah somatik embrio atau kultur jaringan kakao yang memiliki potensi buahnya lebat dan perawatan mudah," kata dia.

Ia mengatakan, pada 2011, tanaman kakao di Kulon Progo juga telah dilakukan intensifikasi seluas 300 hektare dan peremajaan seluas 100 hektare.

Program intensifikasi dan peremajaan kakao, mengingat banyaknya tanaman kakao yang seharusnya sudah produksi tetapi ternyata tidak produktif, maka tanaman ini perlu diintensifkan dengan cara memelihara dan meremajakan tanaman dengan dua cara, dengan mengganti tanaman dengan tanaman baru.

"Penggantian dengan tanaman baru ini benar-benar dari bibit yang berkualitas memiliki produktifitas tinggi dan memiliki umur panjang, atau dengan melakukan sambung samping dengan sambungan dari tanaman yang berkualitas," kata dia.

Dia mengatakan, intensifikasi dilakukan dengan mengatur kebun petani, karena rata-rata petani Kulon Progo menanami kebunnya dengan tanaman campuran yakni Kakao, cengkih, mahoni, rambutan, jati dan tanaman lain yang diambil daunnya untuk pakan ternak.

Akibatnya perkembangan dari tanaman mereka tidak maksimal, khususnya tanaman kakao akan sangat terganggu dengan tanaman lain, maka perlu mulai memilih komoditi tanaman yang ditanam secara monokultur, salah satu keberhasilan kakao di luar Jawa karena mereka menanam kakao secara monokultur, memang ada tanaman sela dan penyangga, tetapi tidak sebanyak yang ditanam di wilyah Kulon Progo

"Untuk itu, kakao di Kulon Progo supaya dapat berkembang dengan baik maka perlu mengintensifkan lahan untuk tanaman kakao," kaya dia.

Dia mengatakan, Dispertan Kulon Progo memberikan bantuan sarana prasarana bagi petani dan kelompok tani untuk membantu peningkatan produksi dan kualitas kakao. Bantuan berwujud bangunan UPH (Unit Pengolahan Hasil), kotak fermentasi, dan terpal untuk sarana penjemuran, serta alat timbang bagi unit pemasaran kakao.

"Untuk tahun 2011 sudah dijalankan tetapi untuk tahun 2012 kelompok masih memiliki kesempatan mendapatkan bantuan ini, dengan syarat ada kegiatan budi daya dan penjualan kakao di kelompok.
(KR-STR)