Umat Hindu gelar ritual "Tumpek Kandang"

id umat hindu gelar ritual

Umat Hindu gelar ritual "Tumpek Kandang"

Ilustrasi puluhan wisatawan menyaksikan prosesi ritual "Tumpek Kandang" di Monkey Forest, Ubud, Gianyar, Bali (Foto bali.antaranews.com)

Denpasar (ANTARA Jogja) - Umat Hindu Dharma di Bali menggelar kegiatan ritual "Tumpek Kandang", persembahan khusus yang ditujukan untuk semua binatang piaraan dengan menghaturkan rangkain janur (banten) kombinasi bunga dan buah-buahan.

"Kegiatan ritual yang jatuh setiap 210 hari sekali ini, umat memuja Ida Betara Siwa dalam manifestasi sebagai Rare Angon," kata  Ketua Program Studi Pemandu wisata Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar, Dr Ketut Sumadi M.Par, di Denpasar Sabtu.

Ia mengatakan kegiatan ritual pada hari yang istimewa tersebut  merupakan korban suci untuk semua jenis binatang yang hidup di alam semesta.     
   
Tradisi Tumpek Kandang itu bermakna memberikan kesucian terhadap binatang, khususnya yang dipelihara masyarakat, agar mampu memberikan kesejahteraan bagi umat manusia.

Oleh sebab itu, hampir semua kandang sapi, kerbau, ayam maupun babi milik petani di Bali pada hari Tumpak Kandang  atau yang juga dikenal Tumpek Uye itu tampak lain dari hari-hari biasanya, karena dihiasi dengan rangkaian janur.

Masyarakat Bali mewarisi Tumpak Kandang untuk menjaga tradisi memelihara kelestarian alam, keseimbangan ekosistem dalam mewujudkan hubungan yang harmonis sesama umat manusia, lingkungan dan Tuhan Yang Maha Esa (Tri Hita Karana).

Ketut Sumadi menjelaskan, dalam kehidupan sehari-hari, manusia kerap kali mengonsumsi daging yang bersumber dari hewan dan binatang.

"Mengkonsumsi daging hewan atau binatang sedikit banyak membawa pengaruh terhadap tabiat, sifat dan karakter manusia," ujarnya.

Oleh sebab itu pada Hari Tumpek Kandang, umat manusia hendaknya dapat menyucikan diri, untuk menetralisir kekuatan-kekuatan binatang dalam diri.

Perayaan Tumpek Kandang umumnya dilakukan di masing-masing kandang tempat piaraan hewan itu, sekaligus dipandang sebagai rasa terima kasih dan rasa syukur manusia Bali kepada Tuhan yang telah menciptakan flora dan fauna untuk kesejahteraan umat manusia.

Tumbuh-tumbuhan, hewan dan binatang memiliki andil dan jasa yang tidak terbilang besarnya untuk menopang kehidupan manusia.

"Sapi dan kerbau misalnya digunakan oleh petani untuk membantu membajak sawah. Petani meski kini sudah mengenal teknologi traktor, tenaga sapi dan kerbau tetap menjadi andalan untuk mengolah lahan pertanian, disamping mempunyai nilai ekonomis tinggi," kata Sumadi.

(I006)