Bantul akan uji coba budi daya garam

id garam

Bantul akan uji coba budi daya garam

Ilustrasi petani garam (antaranews.com)

Bantul (ANTARA Jogja) - Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan melakukan uji coba budi daya garam dengan membuat demplot di kawasan pantai selatan.

"Untuk uji coba budi daya garam kami akan membuat demplot di empat titik, yakni dua titik di Pantai Patihan, dan masing-masing satu titik di Pantai Depok dan Pantai Pandansimo," kata Kasi Pemberdayaan Masyarakat Pesisir DKP Bantul Rudi Suharta di Bantul, Rabu.

Menurut dia, pengembangangan budi daya garam rakyat ini untuk mengembalikan sejarah karena dulu di kawasan pantai selatan pernah ada kegiatan budi daya garam, namun hilang seiring merebaknya impor garam.

Selain itu, kata dia, melalui pengembangan budi daya garam berbasis kerakyatan ini bisa menggali potensi sumber daya alam di laut selatan yang saat ini belum dimanfaatkan secara optimal selain objek wisata.

Ia mengatakan, rencananya kegiatan budi daya garam akan dimulai sekitar Juni-Juli dengan melibatkan empat kelompok untuk masing-masing demplot berupa kolam berjajar ukuran 8,4,2,1 meter dengan terpal.

Jika pengembangan budi daya garam ini direalisasikan, menurutnya akan menjadi kegiatan yang pertama di pantai selatan Jawa, pihaknya juga sudah menunjuk empat kelompok dan melakukan sosialisasi.

"Data dari Kementrian sekarang ini di pantai selatan Jawa tidak ada produksi garam, meskipun dulu historinya ada, jadi ini nanti yang pertama di selatan Jawa," katanya.

Menurut dia, selama melakukan uji coba budi daya garam tersebut, kelompok akan mendapatkan pendampingan, karena empat kelompok tersebut sebelumnya masih awam dengan kegiatan budi daya garam.

"Budi daya garam itu tidak seperti budi daya ikan, asal kuncinya tidak terkena hujan, karena sepemahaman kami kalau terkena hujan hancur dan cairan yang sudah jadi garam akan rusak," katanya.

Menurut dia, untuk pengembangan budi daya garam tersebut, pihaknya juga sudah melakukan studi komparasi di Lamongan (Jawa Timur) yang sudah berhasil membudi daya garam dengan sistem ladang.

"Untuk model tambak satu hektarenya bisa memproduksi garam mencapai 60 sampai 80 ton per tahun, namun dengan menggunakan terpal mencapai 400 sampai 600 ton per hektare per tahun.

"Jadi nanti secara prototip budi daya garam akan dikembangkan secara bertahap, kegiatan budi daya garam ini mendapat pendampingan dan dukungan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan," katanya.

(KR-HRI)