Limbah pabrik dikhawatirkan ancam populasi ikan sungai

id limbah pabrik

Limbah pabrik dikhawatirkan ancam populasi ikan sungai

Ilustrasi ikan mati akibat limbah (antaranews.com)

Bantul (ANTARA Jogja) - Limbah dari pabrik dan rumah tangga yang mengalir di Sungai Winongo Kecil, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, dikhawatirkan dapat mengancam populasi ikan di perairan umum itu.

Kepala Desa Sidomulyo, Bambanglipuro, Edy Murjito di Bantul, Minggu, mengatakan limbah pabrik masih sering mengalir di Sungai Winongo Kecil, dan pernah mengakibatkan ribuan ikan mati mendadak karena air sungai tercemar limbah.

"Pertengahan Agustus 2012 yang paling parah, ikan yang ditebar Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Bantul dalam program pemulihan ikan sungai mati akibat sungai tercemar limbah," katanya.

Matinya ribuan ikan saat itu, kata dia akibat air sungai tercemar limbah yang mengalir dari sungai Nyemengan di wilayah Kecamatan Sewon yang kemudian masuk ke sungai Winongo Kecil.

Akibat tercemar limbah, lanjut dia air sungai menjadi hitam pekat dan berbau menyengat, sehingga tidak memungkinkan untuk perkembangbiakan ikan.

Sementera seorang warga desa Sidomulyo, Raharjo mengatakan, pada pertengahan Agustus 2012 ribuan ikan dari benih yang ditebar DKP Bantul di Sungai Winongo Kecil mati mendadak karena tercemar limbah pabrik.

"Berbagai jenis ikan dan ukuran itu mengapung di permukaan air, kemudian oleh warga ikan-ikan yang masih sekarat diambil baik dengan tangan kosong, maupun yang menggunakan jaring," katanya.

Menurut dia, ikan yang keracunan limbah itu kondisinya cukup memprihatinkan, selain kulitnya melepuh, ikan itu juga tidak sehat untuk dikonsumsi.

Sekretaris DKP Bantul, Imam Subardiarsa, mengatakan tahun ini pihaknya menyiapkan sekitar 200.000 benih ikan yang meliputi ikan lele, nila, dan tawes untuk pemulihan populasi ikan di perairan umum.

"Benih itu akan ditebar di sepuluh titik sungai dan genangan air yang berpotensi untuk perkembangbiakan ikan, upaya ini dilakukan sebagai pemulihan populasi ikan sungai yang terdampak material vulkanik pascaerupsi Merapi 2010 lalu," katanya.

Ia juga membenarkan matinya ribuan ikan di sungai Winongo Kecil akibat limbah pabrik, akan tetapi pihaknya sudah melakukan komunikasi dengan pihak pabrik, dan juga bersedia menyediakan benih ikan untuk ditebar.

"Pemulihan ikan terus berjalan, nantinya ikan itu boleh ditangkap dengan dipancing ketika sudah besar, sehingga kami minta kelompok masyarakat pengawas (pokmaswas) mengingatkan warga ikut menjaga kelestarian ikan," katanya.

(KR-HRI)