Produksi gula semut Kulon Progo surplus

id gula semut

Produksi gula semut Kulon Progo surplus

Produk gula semut (ping) Kabupaten Kulon Progo, Daerah istimewa Yogyakarta, di ekspor ke Eropa, Amerika dan Australia. (Foto ANTARA/Mamiek)

Kulon Progo (Antara Jogja) - Hasil produksi gula semut di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengalami surplus hingga tiga ton per minggu.

Eksportir CV Menorehpolitan, Suparyono di Kulon Progo, Selasa, mengatakan, perusahaannya hanya mampu mengirim gula semut sebanyak sembilan ton per minggu, sedangkan kapasitas produksi mencapai 12 ton per minggu.

"Akibatnya terjadi surplus, terjadi penumpukan stok gula semut di gudang," kata Suparyono.

Menurut dia, surplus gula semut terjadi karena masyarakat yang biasa memproduksi gula Jawa atau gula kelapa cetak beralih ke gula semut. Hal ini disebabkan oleh turunya harga gula cetak ditingkat pasar, sedangkan harga gula semut stabil tinggi.

Dia mengatakan, surplus produksi gula semut sebenarnya cukup menguntungkan jika saja semua petani memiliki oven pengering. Dengan begitu, gula semut yang disetorkan sudah dalam keadaan kering. Sehingga gula semut dapat disimpan untuk menutup kekurangan pasokan di musim kering.

"Saat ini, tidak semua petani punya oven pengering, jadi banyak gula semut yang disetor dalam kondisi basah. Membagikan oven satu persatu juga tidak mungkin karena terlalu mahal," kata dia.

Gula semut, kata dia, bisa disimpan dalam waktu satu tahun jika di oven terlebih dahulu. Karena itu, dia berharap ada bantuan oven bagi petani gula semut agar surplus gula yang diproduksi dapat lebih awet dan dapat disimpan lebih lama.

"Kami berharap, pemerintah memberikan bantuan kepada petani gula semut supaya hasil produksi memiliki kualitas lebih bagus dan dapat disimpan dalam waktu lama," kata dia.

Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dispertan) Kulon Progo, Muhammad Aris Nugraha, mengatakan produksi gula kelapa dan gula semut banyak diminati pasar luar negeri, maka perlu adanya pendampingan terhadap petani.

"Petani gula kelapa dan gula semut perlu adanya pendampingan dari proses onfarm atau pemupukan hingga pemasaran. Potensi komoditas agribisnis Kulon Progo sangat potensial di pasaran regional hingga ekspor ke Amerika dan Eropa," kata Aris.

Dia mengatakan, Dispertan, Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Energi Sumber Daya Mineral serta Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan petani gula kelapa sudah membuat standar operasional pelakasanaan (SOP) dari pemupukan pohon kelapa, pengolahan dan pengemasan.

Pada 2013, kata Aris, Dispertan Kulon Progo akan memperluas lahan kelapa varietas Bojong Bulat seluas 150 hektare. Rencananya perluasan akan dipusatkan di Kecamatan Kokap, Girimulyo, Panjatan dan Galur.

"Perluasan tanaman kelapa ini dalam rangka mendukung pertumbuhan industri agribinis gula kelapa dan gula semut di Kulon Progo," kata Aris.

(KR-STR)