Gula semut Kulon Progo bebas zat berbahaya

id Gula semut Kulon Progo

Gula semut Kulon Progo bebas zat berbahaya

Produk gula semut dan kristal dari Kabupaten Kulon Progo, DIY, dijamin bebas zat berbahaya sepeperi, merkuri. BP POM DIY telah melakukan uji laboratorium terhadap produk tersebut. (Foto ANTARA/Mamiek)

Kulon Progo (Antara Jogja) - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, menjamin produksi gula kelapa berupa gula semut dan kristal di wilayah setempat tidak mengandung zat berbahaya seperti merkuri.

Camat Kokap Agus Subagyo di Kulon Progo, Kamis, mengatakan produksi gula semut dan kristal di Kecamatan Kokap, khususnya Desa Kalirejo pernah diisukan mengandung merkuri karena di wilayah setempat terdapat penambangan emas yang menggunakan merkuri.

"Setelah ada isu tersebut, kami langsung meminta bantuan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BO POM) DIY untuk segara melakukan uji laboratorium gula produsi masyarakat. BP POM menyatakan bahwa produksi gula semut dan kristal dari Kokap bebas zat kimia berbahaya, seperti merkuri," kata Agus.

Ia mengharapkan petani kelapa di Kokap untuk selalu menjaga kualitas produksi. Selain itu, semakin melakukan diversifikasi produksi gula dari kelapa.

"Saat ini, dari 8.000 petani di Kokap, sebanyak 2.300 orang merupakan penderes. Kami harapkan, dengan berkembangannya permintaan gula semut dan kristal baik dalam negeri dan luar negeri, mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi masyarakat petani penderes kelapa," katanya.

Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dispertan) Kulon Progo Bambang Tri Budi mengatakan kelapa merupakan produk unggulan Kulon Progo.

Pihaknya berharap, produk kelapa beserta turunannya mampu memberikan nilai tambah atau meningkatkan pendapatan bagi masyarakat.

"Berbagai program telah diluncurkan termasuk dukungan paskapanen pengolahan dan pemasaran hasil. Konsentrasi kami adalah bagaimana bisa memenuhi tuntutan pasar bahwa produk ini harus ada sertifikasi organik ataupun sertifikasi indikasi geografis yang menjadi ikon produk dari daerah,"kata Bambang.

Ia mengatakan, Dispertan Kulon Progo akan melakukan monitor dan evaluasi terhadap pelaksanaan sertifikasi indikasi geografis produksi gula kelapa. Besar harapanya, produksi gula kelapa mampu meningkatkan pendapatan dan mengurangi pengangguran masyarakat, sehingga berdampak pada penurunan jumlah kepala keluarga (KK) miskin di Kulon Progo.

"Kami akan melakukan pelatihan manajemen keuangan dan pemasaran kepada kelompok pengemban gula kelapa sehingga tata kelola keuangan yang benar," katanya.

Ia mengatakan, potensi Pertanian di Kulon Progo usaha seperti itu bisa dilakukan karena luas tanam kelapa ada 17 ribu hektare dengan produksi kelapa hampir 35 ribu ton per tahun.

"Dispertan akan mengupayakan peningkatan produktivitas dan produksi kelapa melalui kegiatan intensifikasi dan peremajaan," katanya.

(KR-STR)