BPBD Bantul canangkan Desa Tangguh Bencana

id Bencana

BPBD Bantul canangkan Desa Tangguh Bencana

ilustrasi kampung siaga bencana (taganabulungan.blogspot.com)

Bantul (Antara Jogja) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, segera mencanangkan Desa Tangguh Bencana untuk meningkatkan kesadaran sekaligus kesiapsiagaan desa dalam penanggulangan bencana.

"Pada 1 Juni nanti empat desa di Bantul akan kami canangkan sebagai Desa Tangguh Bencana karena masyarakat desa sudah memahami bencana serta bagaimana cara menangani korban bencana," kata Kepala BPBD Bantul Dwi Daryanto, Rabu.

Menurut dia, empat Desa Tangguh Bencana tersebut adalah Desa Poncosari di Kecamatan Srandakan, Desa Wonolelo di Kecamatan Pleret, Desa Mulyodadi di Kecamatan Bambanglipuro, serta Desa Gadingsari di Kecamatan Sanden.

Ia mengatakan empat desa itu layak dikategorikan sebagai Desa Tangguh Bencana, karena mayoritas warga dinilai sudah memahami tentang kebencanaan, selain itu di desa tersebut juga sudah terbentuk forum pengurangan risiko bencana (FPRB).

Meski demikian, kata dia, pihaknya mentargetkan semua 75 desa se-Bantul akan dijadikan sebagai Desa Tangguh Bencana, namun untuk mewujudkan hal itu akan dilakukan secara bertahap.

"Perlu diupayakan beberapa langkah awal untuk mewujudkan Desa Tangguh Bencana, diantaranya memberikan pemahaman kepada warga tentang kebencanaan, setelah empat desa itu, kami rencanakan ada dua desa lagi," katanya.

Ia mengatakan, pencanangan dan pembentukan Desa Tangguh Bencana itu juga berdasarkan pengalaman bencana yang terjadi di Bantul, yakni gempa bumi pada 27 Mei 2006 yang mengakibatkan puluhan ribu jiwa meninggal dunia.

"Pembentukan Desa Tangguh Bencana bertujuan memperingatkan sekaligus menyadarkan warga akan bencana alam yang pernah melanda, selain itu juga bertujuan agar warga memahami bencana," katanya.

Apalagi, kata dia gempa bumi 2006 yang sempat menjadikan trauma bagi mayoritas warga Bantul tersebut, namun saat ini semakin memacu seluruh elemen masyarakat Bantul terus berbenah.

"Terbukti bahwa kesadaran masyarakat akan bencana semakin tinggi, bahkan  mereka saat ini sudah semakin membuka diri tentang wawasan bencana dan penanggulangannya," katanya.

(KR-HRI)