Kulon Progo (Antara Jogja) - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta melakukan penyelamatan sapi putih di wilayah setempat.
Kepala Bidang Peternakan pada Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan (Dinas Kepenak) Kulon Progo, Nur Syamsul Hidayat di Kulon Progo, Senin mengatakan, saat ini Kabupaten Kulon Progo krisis induk sapi putih, karena banyak dijual dan disembelih.
"Padahal sapi putih merupakan media yang cepat untuk mengembangkan sapi metal yang merupakan jenis sapi untuk daerah sub tropis. Untuk itu, kami mengimbau kepada masyarakat untuk tidak menjual sapi putih, sehingga populasi sapi, khususnya metal dapat berkembang dengan cepat," kata Nur Syamsu.
Menurut dia, ada pergeseran pandangan di tengah masyarakat Kulon Progo tentang indukan sapi peranakan. Masyarakat menjadikan sapi metal sebagai induk peranakan akan menghasilkan sapi metal yang unggul, tapi anggapan itu tidak benar. Sebetulnya, sapi putih sangat bagus sebagai media pengembangan sapi metal.
"Jika sapi putih lokal dibuahi dengan sapi metal, nanti akan mengasilkan sapi penarakan tropis dan sub tropis yang unggul,"katanya.
Menurut dia, sapi metal tidak cocok untuk dikembangkan sebagai induk sapi peranakan, karena akan terjadi gangguan reproduksi, perkawinan alami dan suntik akan terus mengalami kegagalan.
"Tingkat keberhasilan menggunakan sapi metal sebagai induk peranakan hanya 30 persen, 70 persennya akan mengalami kegagalan," katanya.
Ia mengatakan, Dinas Kepenak akan menerjunkan petugas lapangan untuk melakukan sosialisasi ke seluruh kecamatan di Kulon Progo supaya masyarakat tidak menjual dan memelihara sapi putih.
"Kami harus bekerja keras melakukan sosialisasi kepada warga bahwa sapi putih merupakan media induk pengembangan sapi metal, tapi kami mengalami kesulitan yang luar biasa, tetap saja masyarakat menjual sapinya," katanya.
Untuk mendorong pupulasi sapi di Kulon Progo, kata Nur Syamsu, Dinas Kepenak telah melakukan berbagai usaha yakni pengembangan kawasan sapi potong, integrasi pakan ternak dengan memanfaatkan limbah padi, integrasi pemanfataan lahan hutan menjadi hijau makanan ternak dan memberikan insentif bagi kelompok yang memelihara sapi bunting.
"Program-program terobosan ini mampu mendorong populasi sapi di Kulon Progo, saat kondisi harga sapi dan ketersediaan pakan mengalami penurunan," kata dia.
(KR-STR)
Berita Lainnya
Ratusan warga Sruni Boyolali, Jateng, arak sapi sambut Lebaran Ketupat gaet turis
Kamis, 18 April 2024 7:18 Wib
Dinas Peternakan Gunungkidul mengintensifkan penyuntikan antibiotik ternak
Selasa, 19 Maret 2024 22:39 Wib
BRIN miliki suplemen dongkrak produktivitas sapi potong
Jumat, 15 Maret 2024 9:49 Wib
Yogyakarta imbau masyarakat tidak tergiur daging murah
Jumat, 15 Maret 2024 1:59 Wib
Dinas Peternakan Gunungkidul menyuntik vitamin 89 sapi cegah antraks
Rabu, 13 Maret 2024 18:41 Wib
Ahli UGM mengingatkan masyarakat tidak sembelihternak mati cegah antraks
Selasa, 12 Maret 2024 17:15 Wib
Wapres RI di Selandia Baru tinjau penyembelihan sapi bersertifikasi halal
Kamis, 29 Februari 2024 6:39 Wib
Rencana impor 400 ribu sapi cegah defisit daging di Indoenesia
Minggu, 25 Februari 2024 17:03 Wib