Populasi sapi di Kulon Progo diprediksi turun

id sapi Kulon Progo

Populasi sapi di Kulon Progo diprediksi turun

Jumlah populasi sapi di Kabupaten Kulon Progo, DIY, terus mengalami perkembangan yang sangat signifikan seiring kebijakan larangan impor sapi. Harga sapi di tingkat peternak dan pedagang sangat tinggi. (Foto ANTARA/Mamiek)

Kulon Progo (Antara Jogja) - Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyarta, memprediksi populasi sapi potong di wilayah setempat akan mengalami penurunan 10 persen dari 56.528 ekor karena untuk persediaan daging sapi pada Lebaran.

Kepala Bidang Peternakan Dinas Kepenak Kulon Progo, Nur Syamsu Hidayat di Kulon Progo, Rabu, mengatakan peternak biasa akan menjual sapi menjelang Lebaran Idul Fitri atau Idul Adha.

"Ketersediaan daging sapi menjelang Ramadhan dan Lebaran di Kulon Progo dipastikan aman, hanya saja akan berdampak pada penurunan populasi sapi mencapai 10 persen atau sekitar 5.653 ekor dari 56.528 ekor," kata Nur Syamsu.

Pada 2012, kata Nur Syamsyu, populasi sapi menjelang Lebaran Idul Fitri dan Idul Adha mengalami penurunan lebih dari 10 persen dari 65.000 ekor menjadi 58.000 ekor.

Ia mengatakan, peternak menjual sapi potong saat sapi masih berumur 1 tahun atau "pedet", karena harganya sangat tinggi dibandingkan dengan indukan.

Berdasarkan data petugas lapangan, harga anak sapi jantan umur satu tahun berkisar Rp7 juta hingga Rp8 juta per ekor, dan harga anak sapi betina umur satu tahun berkisar Rp6 juta hingga Rp7 juta.

Sementara harga sapi indukan berkisar Rp12 juta hingga Rp14 juta per ekor.

"Sapi dijual ke luar Kulon Progo, biasanya dijual ke Klaten, Kebumen dan Purworejo (Jawa Tengah) atau daerah lain di Jawa Timur. Akibatnya populasi sapi di Kulon Progo akan mengalami penurunan hingga Idul Adha," ucapnya.

Untuk mendorong pupulasi sapi di Kulon Progo, Dinas Kepenak telah melakukan berbagai usaha yakni pengembangan kawasan sapi potong, integrasi pakan ternak dengan memanfaatkan limbah padi, integrasi pemanfataan lahan hutan menjadi hijau makanan ternak dan memberikan insentif bagi kelompok yang memelihara sapi bunting.

"Program-program terobosan ini diharapkan mampu mendorong populasi sapi di Kulon Progo, saat kondisi harga sapi dan ketersediaan pakan mengalami penurunan," tuturnya.

Sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statistik Kulon Progo Sugeng Utomo mengatakan berdasarkan "Sensus Pertanian 2013" yang dilakukan petugas, populasi sapi di Kulon Progo mengalami penurunan sebesar 36 persen dari 69.681 ekor menjadi 44.570 ekor pada 2012 hingga Mei 2013.

Ia mengatakan dari 12 kecamatan yang ada di Kulon Progo, tingkat populasi sapi yang paling parah mengalami penurunan terjadi di Kecamatan Temon yang mencapai 47 persen dari 4.753 ekor menjadi 2.518 ekor.

"Berdasarkan evaluasi hasil sensus, peternak menjual sapi mereka saat harga sapi murah. Misalnya, peternak yang memiliki lima ekor dijual satu atau dua ekor untuk memenuhi kebutuhan sapi lainnya atau `sapi makan sapi`," ujarnya.

(KR-STR)