Produktiivitas kedelai di Kulon Progo turun

id kedelai

Produktiivitas kedelai di Kulon Progo turun

Tanaman kedelai (antaranews.com)

Kulon Progo (Antara Jogja) - Produktivitas tanaman kedelai di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, menurun  dari dua ton per hektare menjadi 1,5 ton per hektare karena curah hujan yang tinggi pada masa tanam Mei 2013.

Kepala Bidang Tanaman Pangan Dispertan Kulon Progo, Tri Hidayatun di Kulon Progo, Rabu, mengatakan data penurunan produktivitas kedelai baru satu kelompok yakni Sido Makmur.

"Kondisi anomali cuaca, dimana pada Mei terjadi hujan terus menerus sangat berpengaruh terhadap hasil produksi. Benih kedelai banyak yang membusuk dan bunga tidak dapat berbuah secara maksimal," kata Tri Hidayatun.

Ia mengatakan pada masa tanam III ini, Dispertan Kulon Progo mencanangkan program stabilitas harga kedelai dengan menanam kedelai di lima kecamatan yakni Nanggulan, Lendah, Galur, Panjatan dan Girimulyo dengan luasan lahan 2.000 hektare.

"Program ini merupakan kegiatan Sekolah Lapangan - Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT). SL-PTT ada laboratorium lapangan. Harapannya, petani memanfaatkan laboratorium untuk peneliatan penanaman berbagai varietas tanaman kedelai, sesuai dengan kondisi tanah yang digarap petani," kata dia.

Ketua Kelompok Tani Sido Makmur Nanggulan, Sami Ridwan mengatakan kendala utama meningkatkan produksi kedelai yakni mutu atau kualitas benih.

Selain itu, ia mengatakan petani mengharapkan pemerintah meninjau ulang harga pembelian pemerintah (HPP) yang belum memihak pada petani.

"Petani sanggup meningkatkan produksi kedelai jika ada kejelasan harga jual di tingkat petani," katanya.

Direktur Perlindungan Tanaman Kementerian Pertanian, Erma Budianto mengatakan komoditas kedelai pada 2013 sasaran produksi ditargetkan sebesar 1,5 juta ton biji kering, selanjutnya meningkat 80 persen sehinggga 2014 diharapkan mampu memproduksi kedelai sebesar 2,7 juta ton dan dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri.

"Namun dalam mencapai swasembada pangan khususnya kedelai, masih banyak kendala yang dihadapi sehingga produktivitas tanaman kedelai belum bisa optimal," kata dia.

Ia mengatakan, kendala yang menghambat mewujudkan swasemda kedelai yakni alih fungsi lahan produktif, pemilikan lahan yang sempit dan sulitnya masyarakat mengakses lahan. Belum maksimalnya petani mengelola pola tanam, memanfaatkan lahan secara optimal, serta kondisi iklim yang tidak menentu dan sulitnya mendapatkan akses pasar.

"Akibat dari ini, menyebabkan petani tidak mampu menjual hasil panen dengan harga yang cukup menguntungkan," katanya.

Ia mengatakan dalam upaya menstabilkan harga kedelai maka pemerintah mengeluarkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 25/M-DAF/PER/6/2013 tanggal 13 Juni 2013 tentang penetapan harga pembelian kedelai pertani.

"Harga pembelian kedelai ditetapkan sebesar Rp7.000 per kg di tingkat petani dengan kualitas sesuai SNI dengan kadar air 14 persen," kata dia.

(KR-STR)
Pewarta :
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2024