Petani Bantul optimalkan penggunaan pupuk organik

id petani bantul optimalkan

Petani Bantul optimalkan penggunaan pupuk organik

Membuat pupuk organik (Foto Antara)

Bantul (Antara Jogja) - Kelompok tani di Desa Srigading, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengoptimalkan penggunaan pupuk organik pada lahan pertanian mereka untuk meningkatkan produktivitas padi.

"Sudah selama dua kali musim tanam padi ini kami mengembangkan pertanian organik yang bermitra dengan perusahaan pupuk organik, dan produktivitas lebih tinggi bisa mencapai 12,6 ton per hektare," kata Ketua Kelompok Tani Akrab di Desa Srigading Bantul Yatiman, Selasa.

Menurut dia produktivitas padi setelah para petani mengoptimalkan penggunaan pupuk organik itu diluar perkiraan, karena sebelumnya atau saat masih menggunakan pupuk urea rata-rata produktivitas sekitar 8,9 ton per hektare.

Ia mengatakan, kelompok tani yang beranggotakan sekitar 50 orang dengan lahan garapan seluas 22 hektare ini, akan terus mengembangkan pertanian organik yang direkomendasikan Dinas Pertanian dan Kehutanan Bantul untuk hasil yang optimal.

"Saat ini pertanian organik di sini (kelompok tani) telah dikembangkan pada lahan sekitar 15 hektare, dengan varietas Situ Bagendit, karena jenis pupuk ini cocok untuk varietas padi ini, bahkan tidak rentan terkena penyakit," katanya.

Ia mengatakan, sedangkan sawah sekitar tujuh hektare yang digarap anggota kelompok sisanya masih ditanami padi berbagai macam varietas, seperti ciherang dan hibrida, meski begitu produktivitas padi varietas ini diatas rata-rata yang sekitar delapan ton per hektare.

"Kami tidak mentargetkan seluruh lahan dikembangkan secara organik, karena memang mengubah kebiasaan petani dari semula yang menggunakan pupuk kimia menjadi organik tidak mudah, setidaknya mereka tahu hasilnya," katanya.

Sementara itu, berdasarkan data Dinas Pertanian dan Kehutanan Bantul, dari total lahan pertanian seluas 15.420 hektare, 200 hektare di antaranya telah menghasilkan padi organik yang berkualitas lebih sehat dan harganya lebih tinggi dibanding dengan padi biasa.

(KR-HRI)
Pewarta :
Editor: Masduki Attamami
COPYRIGHT © ANTARA 2024