UGM kembangkan susu kedelai fermentasi penunjang nutrisi

id susu kedelai

UGM kembangkan susu kedelai fermentasi penunjang nutrisi

Ilustrasi (Foto griyawisata.com)

Yogyakarta (Antara Jogja) - Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada Yogyakarta mengembangkan formulasi susu kedelai fermentasi sebagai bahan makanan penunjang nutrisi bayi.

"Kami mengembangkan produk penunjang nutrisi alternatif tersebut sebagai salah satu upaya untuk mengatasi dan mencegah malnutrisi pada bayi," kata peneliti Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Universitas Gadjah Mada (UGM) Indyah Sulistya Utamy di Yogyakarta, Kamis.

Menurut dia, gagasan itu berawal dari hasil penelitian sebelumnya yang menggunakan kedelai secara langsung tanpa fermentasi. Dari penelitian tersebut kemudian dikembangkan untuk membuat formulasi dari susu kedelai yang sudah difermentasi.

"Kedelai memiliki beberapa kelebihan dibandingkan susu murni sebagai bahan pokok pembuatan makanan bayi. Susunan asam amino pada kedelai ekuivalen dengan susu murni," katanya.

Selain itu, kata dia, susu kedelai yang sudah difermentasi dapat mengurangi oligosakarida sehingga kandungan protein lebih mudah dicerna. Susu kedelai yang sudah difermentasi selanjutnya dilakukan proses penepungan agar bisa dibuat susu dalam bentuk bubuk.

"Hasil penepungan itu kemudian dicampurkan beras yang sudah difermentasi. Karbohidrat didapatkan dari beras yang sudah difermentasi, sedangkan proteinnya dari kedelai," katanya.

Meskipun belum diluncurkan, produk itu nanti akan dikemas dalam bentuk minuman dengan bahan baku susu kedelai fermentasi yang dicampur dengan beras fermentasi.

"Produk itu juga akan ditambahi dengan tambahan mineral dan vitamin sesuai dengan standar makanan untuk balita. Kami belum bisa memastikan kapan produk tersebut dipasarkan secara komersial," katanya.

Ia mengatakan angka malnutrisi pada balita di Indonesia yang masih cukup tinggi mengundang keprihatinan sebagian kalangan peneliti di perguruan tinggi.

"Data Kementerian Kesehatan pada tahun 2012 menyebutkan sekitar 900 ribu balita di Indonesia mengalami malnutrisi. Selain itu, bahan pokok pembuatan makanan bayi yang masih bertumpu pada susu impor juga menjadi masalah tersendiri," katanya.

(B015)
Pewarta :
Editor: Regina Safrie
COPYRIGHT © ANTARA 2024