Objek wisata Gunung Kidul belum tergarap optimal

id baron

Objek wisata Gunung Kidul belum tergarap optimal

Pantai Baron Kabupaten Gunung Kidul dipadati pengunjung (Foto ANTARA/Mamiek)

Yogyakarta (Antara Jogja) - Potensi objek wisata di wilayah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, sampai saat ini belum tergarap secara optimal.

"Masih banyak objek wisata yang belum dikenal wisatawan karena belum dipromosikan dengan baik,"kata praktisi pariwisata dan budaya Widi Utaminingsih di Yogyakarta, Minggu.

Ia mengatakan wilayah Kabupaten Gunung Kidul memiliki objek wisata alam yang melimpah dan beragam berupa pegunungan karst, sungai bawah tanah, gua dan pantai.

"Namun, potensi objek wisata yang melimpah itu, belum semuanya dikenal masyarakat karena belum digarap dengan optimal termasuk promosinya," kata Ketua Yayasan Widya Budaya Yogyakarta Widi Utaminingsih.

Menurut dia, wilayah Kabupaten Gunung Kidul tersebut tidak hanya dianugerahi keindahan alam pantai namun juga keindahan kawasan pegunungan sewu berupa pegunungan karst yang di dalamnya terdapat gua dan sungai bawah tanah.

"Selama ini, wilayah tersebut memang belum digarap optimal, padahal banyak pelaku pariwisata di DIY mengharapkan peran pemda setempat untuk serius menggarap potensi tersebut, "kata Widi yang yayasannya bergerak di bidang studi pengembangan pariwisata dan budaya berbasis potensi lokal.

Ia mengharapkan dengan penggarapan yang optimal maka kawasan pegunungan sewu dapat menjadi ikon pariwisata Kabupaten Gunung Kidul selain kawasan objek wisata alam pantai selatan.

"Potensi keindahan pegunungan karst tersebut harus dimaksimalkan. jangan sampai potensi besar itu malah tidak memberi manfaat bagi masyarakat setempat," katanya.

Menurut dia, perlu kreativitas pemerintah kabupaten setempat untuk menarik investor sekaligus membangun citra Gunung Kidul dengan potensi objek wisata karst pegunungan sewu menjadi daya tarik kunjungan wisatawan.

"Kalau digarap serius saya optimistis pariwisata Gunung Kidul akan lebih maju dan berkembang lagi,"katanya.

(H008)
Pewarta :
Editor: Regina Safrie
COPYRIGHT © ANTARA 2024