Perajin batik Giriloyo takut gunakan kompor listrik

id perajin batik giriloyo

Perajin batik Giriloyo takut gunakan kompor listrik

Perajin batik tulis tradisional di Giriloyo, Kabupaten Bantul (Foto Antara/Sidik)

Jogja (Antara Jogja) - Sebagian perajin batik tulis di sentra batik Giriloyo, Imogiri, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, takut dan enggan menggunakan kompor listrik untuk keperluan membatik, terutama perajin yang sudah tua.

Ketua Paguyuban Perajin Batik Tulis Giriloyo Nur Ahmadi di Yogyakarta, Selasa, mengatakan, sebenarnya kompor batik listrik yang digunakan para perajin adalah setelah ada kebijakan konversi minyak tanah ke gas.

"Sebelum itu, para perajin menggunakan kompor dengan minyak tanah untuk mencairkan lilin dalam proses membatik. Namun dengan konversi itu, para perajin merasa berat jika harus menggunakan minyak tanah yang harganya mahal, apalagi saat itu bahan bakar itu menghilang dari pasaran," katanya.

Menurut dia, awal penggunaan kompor listrik oleh para perajin setelah mereka memperoleh bantuan kompor tersebut dari berbagai pihak yang peduli terhadap kelestarian Batik Giriloyo.

"Dikhawatirkan jika para perajin batik tulis Giriloyo tidak diberikan bantuan kompor listrik akan menambah beban kehidupan mereka yang rata-rata berpenghasilan minim, apalagi jika harus untuk membeli bahan bakar minyak tanah," katanya.

Ia mengatakan mayoritas perajin batik di Giriloyo menggunakan kompor berbahan bakar minyak tanah, dan kompor batik listrik adalah alternatifnya.

"Namun demkian, para perajin yang berusia tua merasa takut dengan aliran listrik dalam kompor batik tersebut, dan terpaksa masih menggunakan kompor dengan bahan bakar minyak tanah meskipun harganya mahal," katanya.

Ia mengatakan para perajin selain memproduksi kain batik tulis klasik, juga memproduksi baju dan kaos batik.

Bahkan, kata dia, saat ini banyak memproduksi batik motif kontemporer untuk kalangan anak muda.

"Kain batik tulis klasik yang sering diminati konsumen di antaranya motif wahyu temurun dan sido mukti," katanya.

Menurut dia, saat ini ada 12 kelompok perajin batik tulis di Giriloyo, dan setiap kelompok jumlah anggotanya antara 30 hingga 40 perajin.

(H008)
Pewarta :
Editor: Regina Safrie
COPYRIGHT © ANTARA 2024