RPG lakukan penyisiran medis anak kurang gizi

id gizi

RPG lakukan penyisiran medis anak kurang gizi

Ilustrasi balita gizi buruk (antarafoto.com)

Yogyakarta (Antara Jogja) - Rumah Pemulihan Gizi Yogyakarta akan melakukan penyisiran secara medis terhadap anak kurang gizi sebagai upaya untuk memaksimalkan peningkatan status gizi anak.

"Penyisiran medis ini dilakukan terhadap anak-anak dengan berat badan rendah dan sulit naik. Mungkin saja, ada penyebab medis yang menjadi faktor berat badan anak tersebut sulit dinaikkan," kata Pengurus Rumah Pemulihan Gizi (RPG) Yogyakarta yang juga Ketua Tim Penggerak Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Kota Yogyakarta Tri Kirana Muslidatun di Yogyakarta, Kamis.

Menurut dia, RPG juga telah melakukan penyisiran medis terhadap anak kurang gizi dua tahun lalu. Saat itu, terdapat tujuh anak yang mendapat perawatan medis lanjutan di RS Sardjito sesuai penyakit yang diderita.

Perawatan medis yang dilakukan di antaranya operasi bibir sumbing, operasi anus, hernia, penyempitan kerongkongan hingga pengobatan flek. Biaya perawatan medis tersebut berasal dari "coorporate social responsibility" (CSR).

"Kami akan upayakan ada biaya dari pemerintah daerah untuk penyisiran dan penanganan medis anak kurang gizi pada tahun ini. Jika tidak memungkinkan, maka akan diupayakan dengan mencari CSR," katanya.

Selain penyisiran medis, RPG Yogyakarta tetap akan menjalankan program peningkatan status gizi anak. Setiap hari terdapat dua hingga tujuh anak dan orang tuanya yang rutin datang ke RPG untuk melakukan pemulihan gizi.

Tri tidak menampik apabila beberapa waktu sebelumnya, tidak banyak anak kurang gizi dan orang tuanya yang datang ke RPG karena kendala biaya.

"Orang tua merasa, transport dan penggantian biaya yang diberikan setiap hari tidak mencukupi sehingga mereka keberatan datang rutin tiap hari hingga status gizi anak meningkat," katanya.

Namun, lanjut Tri, permasalahan tersebut sudah dapat dipecahkan dengan meningkatkan biaya pengganti. Biaya pengganti diberikan karena orang tua harus meninggalkan pekerjaannya untuk mendampingi anaknya yang menjalani pemulihan gizi.

"Sebagian besar anak yang dirawat di RPG adalah anak dari keluarga kurang mampu. Saat mendampingi anaknya, ibu pun kehilangan pekerjaannya sehingga diberikan biaya pengganti," katanya.

Kehadiran ibu di RPG tersebut diperlukan, karena dokter dan tim gizi di RPG akan memberikan panduan kepada ibu tentang makanan bergizi, pengolahan makanan yang sehat dan higienis serta cara memberikan makan yang baik.

"Dokter dan tim gizi di RPG selalu memberikan alternatif bagaimana mengolah makanan yang murah namun tetap bergizi," katanya.

Namun demikian, lanjut Tri, terkadang masih ditemukan anak yang kembali harus menjalani perawatan di RPG karena berat badannya kembali berkurang setelah kembali ke rumah.

"80 persen ibu melupakan pemberian asupan makanan bergizi kepada anak, dan tidak memperhatikan pengolahan yang sehat dan higienis, atau ibu sibuk bekerja untuk menopang ekonomi rumah tangga," katanya.

Secara umum, Tri menyebut, jumlah anak kurang gizi di Kota Yogyakarta cenderung berkurang dari waktu ke waktu karena adanya pendampingan ahli gizi di posyandu.

(E013)
Pewarta :
Editor: Regina Safrie
COPYRIGHT © ANTARA 2024