Yogyakarta (Antara Jogja)- Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta akan mendorong pengembangan potensi wisata alternatif di lima kabupaten/kota di daerah itu.
Kepala Bidang Promosi Dinas Pariwisata DIY Putu Kertiyasa, Selasa mengatakan selama ini kunjungan wisata masih terkonsentrasi di Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta dengan destinasi wisata yang telah populer.
"Kalau biasanya kan Pantai Parang Tritis, Keraton, Malioboro, yang sering jadi tujuan. Kami ingin mendorong dan memperkenalkan wisata yang nonkonvensional di luar itu yang masih banyak dimiliki oleh DIY," katanya.
Menurut dia, upaya mempromosikan destinasi wisata alternatif itu juga bertujuan agar kunjungan wisata dapat merata di lima kabupaten/kota di daerah itu.
Menurut dia, upaya promosi wisata alternatif itu juga telah dilakukan Dinas Pariwisata di berbagai pameran di Jakarta serta kota besar lainnya. Misalnya, kata dia, menonjolkan wisata yang ada di Gunung Kidul seperti pantai.
"Sepanjang jalan utama Gunung Kidul terdapat pantai yang masih belum tersentuh wisatawan, serta gua-gua yang banyak belum tergarap," katanya.
Menurut dia, potensi tersebut saat ini sudah mulai didengar oleh wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.
Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul bersama Dispar DIY, menurut dia, saat ini masih merencanakan pembenahan infrastruktur sehingga diharapkan dapat mengundang investor untuk berinvestasi di wilayah berpotensi wisata.
Dengan munculnya investor ke depan diharapkan juga akan mendorong pembangunan perhotelan di daerah itu, sebab untuk mengunjungi objek wisata, wisatawan juga mempertimbangkan ketersediaan perhotelan.
"Kami di tingkat provinsi juga berupaya membantu dalam bidang anggaran pembiayaannya," katanya.
Selain itu Gunung Kidul, di Kabupaten Kulonprogo juga memiliki banyak objek wisata alternatif seperti wisata arung jeram yang ada di Sungai Progo.
"Banyak mata wisatawan khususnya mancanegara yang mulai melirik wisata arung jeram yang ada di Kulonprogo, sehingga perlu dikembangkan lagi untuk lebih menarik wisatawan," katanya.
Sementara itu, menurut dia, saat ini, kunjungan wisatawan
domestik ke DIY terus mengalami kenaikan setiap tahun. Hal itu seiring dengan munculnya objek wisata alternatif yang sudah mulai diketahui calon wisatawan dari daerah lain.
"Sementara untuk wisatawan mancanegara saat ini masih sedikit, jumlahnya akan meningkat biasanya pada bulan Juni - Agustus," kata Putu Kertiyasa.
Peningkatan kunjungan wisata itu terlihat dari tingginya okupansi hotel di DIY pada hari-hari besar.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY Istijab Danunegoro mengatakan pada libur akhir pekan yang bersamaan dengan Hari Raya Paskah (19/4) mencapai 95 persen.
Sementara tingkat hunian hotel kelas bintang di kawasan Malioboro atau lebih dikenal sebagai kawasan "ring satu" sebagai ikon pariwisata Yogyakarta pada libur panjang akhir pekan itu bisa mencapai 100 persen.
(KR-LQH)
Berita Lainnya
Bakauheni Harbour City menjadi alternatif wisata
Kamis, 18 April 2024 9:53 Wib
Jalur Pansela jadi alternatif mudik Lebaran 2024
Rabu, 3 April 2024 7:02 Wib
Jalan utama dan alternatif di Sleman siap digunakan arus mudik Lebaran 2024
Selasa, 2 April 2024 16:27 Wib
Polresta Sleman sebut masih terdapat jalan berlubang di jalur alternatif
Sabtu, 30 Maret 2024 16:54 Wib
Indonesia cari pasar alternatif sawit
Jumat, 29 Maret 2024 0:26 Wib
Antisipasi banjir, Polri siapkan jalur alternatif arus mudik-balik Lebaran 2024
Selasa, 26 Maret 2024 6:29 Wib
Tujuh tol alternatif gratis disiapkan jika mudik Lebaran 2024 macet
Selasa, 26 Maret 2024 6:22 Wib
Ingin setop merokok di bulan Ramadhan, simak kiatnya
Minggu, 24 Maret 2024 11:19 Wib