Tari Tortor semarakkan pembukaan Festival Danau Toba

id tari tor tor

Tari Tortor semarakkan pembukaan  Festival Danau Toba

ilustrasi Tari Tor Tor (foto antaranewes.com)

Balige, Sumut (Antara Jogja) - Sedikitnya 620 penari dijadwalkan akan menari tortor sigale-gale melakonkan "pelaku pariwisata yang baik dan jujur" untuk menyemarakkan pembukaan Festival Danau Toba di lapangan Singamangaraja Balige, Kabupaten Toba Samosir, 17 - 21 September 2014.

"Para  penari tersebut akan menampilkan Tortor atau tarian bernuansa khas Tapanuli dan dirangkai dengan berbagai atraksi tari dari berbagai suku lainnya di Sumatera Utara," kata Pimpinan sanggar Lusido Tortor, Rismon Sirait di Balige, Jumat.

Para penari yang sebagian besar merupakan siswa SMU/SMK Kecamatan Balige itu akan mengawali atraksi dengan mempersembahkan tarian selamat datang kepada pengunjung dan undangan yang berasal dari tujuh kabupaten tetangga.

Selain Tortor sigale-gale, lanjutnya, para penari juga dijadwalkan menampilkan sendra tari "polisi lalu lintas yang baik dan displin" serta tari "pengangkatan Raja Singamangaraja XII" diiringi gondang atau gendang 'Hasapi' serta paduan suara menyanyikan beberapa lagu tentang keindahan Danau Toba.

Pembukaan festival itu,  menurut Rismon, juga akan dimeriahkan acara malam seni dan budaya dengan pagelaran tortor tunggal panaluan berdurasi 14 menit yang dipersembahkan oleh 15 penari.

Di samping itu, beberapa tortor lain seperti tortor sipitu sawan pangurason, sendra tari pesta adat pernikahan Batak Toba akan ditampilkan tim sanggar Lusido Tortor dari Kecamatan Ajibata.

Sejumlah sanggar tari yang merupakan mitra dari Lusido Tortor akan ikut menyemarakkan pembukaan festival danau Toba tersebut, seperti sanggar Sion Nauli dari Humbang Hasundutan, Rayanta dari kabupaten Simalungun.

Selain itu, sanggar Persada, Sada Kata Berastagi dari kabupaten Karo, Joyo Sibunga Jambu (Samosir) dan sanggar budaya nusantara dari kabupaten Tapanuli Utara.

Menurut Rismon, gerak tari tortor yang sudah menjadi tradisi turun temurun dan warisan budaya etnis Batak tersebut harus tetap dijaga serta dapat dilesatrikan oleh para generasi muda.

"Generasi muda jangan sampai dimasuki budaya lain, seperti aliran musik band atau dancer modern yang tidak mendidik, sebab nilai-nilai kearifan budaya lokal harus dipertahankan," katanya.

Sementara itu, Kadis Pariwisata Tobasa, Ultri Simangunsong berharap, masyarakat bisa ikut memeriahkan festival yang dulunya bernama pesta danau Toba. Pada tahun ini, banyak acara yang digelar menggabungkan seni budaya dengan olahraga.

Sebagai tuan rumah dalam penyelenggaraan festival, kata dia, pihaknya terus memaksimalkan berbagai persiapan untuk menyukseskan pesta rakyat yang menjadi even tahunan pariwisata tersebut.

Panitia lokal, lanjutnya, telah melakukan berbagai persiapan dalam menyongsong penyelenggaraan festival yang diharapkan dapat mempromosikan potensi pariwisata danau Toba tersebut hingga ke mancanegara.

"Sosialisasi dan edukasi serta promosi action plan pendukung digelar hingga Agustus 2014 dan secara aktif kami terus melakukan koordinasi dengan berbagai pihak terkait, agar even yang menggelar berbagai budaya daerah itu terselenggara dengan baik," sebut Ultri.(KR-HIN)


Pewarta :
Editor: Heru Jarot Cahyono
COPYRIGHT © ANTARA 2024