Bantul dukung aksi antivandalisme siswa SMA

id vandalisme

Bantul dukung aksi antivandalisme siswa SMA

Tembok yang penuh corat coret akibat aksi vandalisme (FOTO ANTARA/Noveradika)

Bantul (Antara Jogja) - Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mendukung aksi antivandalisme berupa membersihkan coret-coret pada dinding fasilitas umum yang dilakukan siswa sekolah menengah atas setempat.

"Saya sangat mendukung sekali, dan diharapkan agar ke depan Bantul diisi dengan berbagai kegiatan positif, salah satunya dengan aksi antivandalisme ini," kata Wakil Bupati Bantul, Sumarno usai aksi di Stadion Sultan Agung, Bantul, Selasa.

Aksi antivandalisme oleh ratusan siswa itu dengan membersihkan gambar atau coretan ulah vandalisme pada dinding Stadion Sultan Agung Bantul dengan menggunakan cat baik dengan kuas, maupun menggunakan peralatan lainnya.

Sumarno mengatakan, pemkab sangat mengapresiasi kegiatan antivandalisme yang dipelopori SMA 1 Jetis Bantul ini, apalagi aksi vandalisme di daerah ini sudah cukup memprihatinkan, apalagi pelaku ini cenderung berperilaku negatif.

"Harapannya aksi (membersihkan coretan) ini meluas ke seluruh wilayah di Bantul, ini sekaligus bertepatan dengan hari jadi Bantul yang yang ke-183 dan hari Lingkungan Hidup Sedunia," katanya.

Sementara itu, Kepala SMA 1 Jetis Bantul, Herman Priyana mengatakan, aksi ini baru pertama kali dilaksanakan, karena pihaknya melihat akhir-akhir ini aksi vandalisme di Bantul cukup mengkhawatirkan.

Ia mengatakan, kalau sekitar lima tahun lalu, corat coret dinding yang merupakan fasilitas umum dilakukan oleh sekelompok geng, namun saat ini vandalisme juga dilakukan siswa dengan melibatkan identitas sekolahnya.

"Di Bantul memang cukup meresahkan kegiatan vandalisme ini. Identitas sekolah juga terbawa-bawa di kalangan pelaku vandalisme," katanya.

Melalui kegiatan ini, pihaknya juga berharap semangat siswa dapat disalurkan pada kegiatan yang positif, dari pada menggambar tembok lebih baik menggunakan semangatnya untuk belajar, membuat puisi, dan berbagai kegiatan positif lainnya.

"Ada sekitar 350 siswa dari 20 SMA yang ikut melakukan aksi ini, kalau tahun lalu kami bersih-bersih pantai, namun tahun ini memilih mengecat di Stadion Sultan Agung karena vandalisme sudah meresahkan," katanya.

(KR-HRI)