PHRI Ingatkan pengelola hotel hindari perang tarif

id hotel

PHRI Ingatkan pengelola hotel hindari perang tarif

Ilustrasi hotel (agendajogja.com)

Jogja (Antara Jogja) - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta mengingatkan pengelola hotel setempat untuk menghindari perang tarif selama Ramadhan.

"Saat ini okupansi memang mengalami penurunan hingga rata-rata 20 persen dibanding sebelum bulan puasa, sehingga rentan terjadi penurunan tarif sewa kamar," kata ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY Istijab Danunegoro di Yogyakarta, Senin.

Menurut dia, penurunan okupansi tersebut antara lain disebabkan berkurangnya aktivitas masyarakat di luar kota menjelang hingga memasuki Ramadhan.

Menurut dia, jika tidak diantisipasi potensi perang tarif kemungkinan besar akan terjadi mengingat jumlah hotel yang terus meningkat pada tahun ini.

Ia mengatakan, untuk menarik minat pengunjung, pengelola hotel tidak perlu menurunkan terlalu rendah tarif sewa kamar. Mereka seharusnya cukup memberikan program ekstra selama bulan puasa seperti memfasilitasi takjil, buka puasa dan sahur.

"Bertambahnya jumlah perhotelan sangat memungkinkan terjadinya perang tarif utamanya memasuki "low season" (musim sepi tamu) seperti saat ini," katanya.

Menurut dia okupansi diprediksikan akan mulai pulih kembali yakni sepekan sebelum Hari Raya Idul Fitri.

"H-7 Idul Fitri akan kembali memasuki "high season" dan saat itu juga tarif sewa kamar hotel kembali seperti semula," katanya.

Dikatakan, pihak pengelola hotel yang ada di DIY seharusnya menaati harga atau tarif batas bawah yang telah sama-sama disepakati bersama.

Hotel bintang lima dibatasi dengan tarif paling rendah Rp500 ribu, bintang empat Rp400 ribu, bintang tiga Rp300 ribu, bintang dua Rp250 ribu dan bintang satu Rp200 ribu.

(KR-LQH)
Pewarta :
Editor: Hery Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2024