Petani Gunung Kidul diimbau antisipasi gangguan cuaca

id petani

Petani Gunung Kidul diimbau antisipasi gangguan cuaca

ilustrasi (Foto ANTARA/Mamiek)

Gunung Kidul (Antara Jogja) - Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengimbau petani untuk  mengantisipasi perubahan cuaca yang disebabkan gangguan cuaca jangka pendek.

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Gunung Kidul Azman latif di Gunung Kidul, Senin, mengatakan perubahan cuaca akhir-akhir ini berdampak pada tanaman milik petani.

"Kami sudah mendapatkan informasi akan adanya dampak el nino, yakni akan adanya musim kering berkepanjangan di wilayah Gunung Kidul namun saat ini malah hujan. Anomali cuaca memang terjadi, dan perlu diantisipasi oleh petani," kata Azman.

Ia mengatakan ada keuntungan yang dieroleh petani karena adanya hujan dalam beberapa hari terakhir. Dimana petani bisa menanam tanaman berjangka waktu pendek, seperti kacang hijau, dan jagung, karena akan semakin subur saat air tidak terlalu banyak. Untuk kerugian ialah banyaknya organisme pengganggu tanaman (OPT) seperti hama.

"Kerugiananya semakin banyak OPT yang menyerang tanaman," kata Azman.

Untuk menanggulangi adanya OPT pihaknya sudah mengerahkan petugas lapangan untuk memantau kondisi tanamana. Selain itu petani juga bisa melakukan pemantauan sendiri. Namun demikian, dirinya percaya jika petani di Gunung Kidul sudah mampu mengatasi adanya anomali cuaca.

"Nanti apabila ditemukan OPT bisa melaporkan ke patugas," katanya.

Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Yogyakarta Tony Agus Wijaya mengatakan perubahan cuaca pendek sejak dua hari terakhir, disebabkan perubahan pola angin dari kondisi normal yang disebabkan cuaca Madden Julian Oscillation (MJO).

"Ini ditandai terdapatnya daerah tekanan udara rendah di DIY sehingga angin berkumpul dan membawa uap air," kata Tony.

Tony mengatakan kondisi ini dikarenakan adanya badai tropis rammasun yang terjadi di wilayah Filipina sehingga berdampak tidak langsung kepada cuaca di DIY yang akan berlangsung selam tiga hari sampai Rabu (16/7). Namun demikian, pihaknya belum belum bisa memprediksi apakah setelah Rabu kondisinya akan normal atau ada gangguan lainnya.

"Dampaknya secara tidak langsung terjadi hujan di DIY dan sekitarnya," kata dia,

Dia mengatakan curah hujan di DIY masih tergolong ringan, yakni 40 milimeter perhari atau masih di bawah hujan lebat yang mencapai 50 mm per harinya. "Masih ada kemungkinan hujan di wilayah DIY," katanya.

Gangguan cuaca yang terjadi menurut Tony perlu dimengerti bagi kalangan petani. Cuaca yang berawan dikhawatirkan bisa berdampak pada tanaman.

KR-STR
Pewarta :
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2024