Petani tembakau terancam merugi akibat anomali cuaca

id petani tembakau terancam

Petani tembakau terancam merugi akibat anomali cuaca

Ilustrasi (Foto antaranews.com)

Gunung Kidul (Antara Jogja) - Petani tembakau di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, terancam mengalami kerugian akibat anomali cuaca yang melanda wilayah ini akhir-akhir ini.

Salah seorang petani tembakau di Desa wareng, Sadi di Gunung Kidul, Selasa, mengatakan saat panen seperti saat ini, tembakau seharusnya langsung dijemur selama dua hari.

"Namun karena kondisi cuaca yang tidak menentu menyebabkan petani tidak bisa menjemur. Seharusnya saat panen langsung dijemur di bawah sinar matahari selama dua hari, untuk mendapatkan kualitas yang bagus," kata Sadi.

Dia mengatakan akibat dari kondisi cuaca, kualitas tembakau yang dihasilkan menurun dan menyebabkan harga turun ditingkat penjualan.

"Warna daun menjadi agak kecoklatan kehitaman jika pengeringan tidak sempurna, dan ini kurang diminati pasar," katanya.

Ia mengatakan harga tembakau kering kualitas bagus mencapai Rp40 ribu per kilogram, namun untuk kualitas jelek hanya Rp8 ribu per kilogram.

"Kalau sudah terlanjur memanen dan tidak ada panas kualitasnya menurun dan harganya pun anjlok," katanya.

Sadi mengatakan, untuk saat ini yang bisa dilakukan adalah menunda panen, untuk mengurangi kerugian. "Daripada merugi lebih baik menunda panen," kata Sadi.

Petani tembakau lainnya, Kasdi menambahkan di kawasan Gunung Kidul masih tergolong petani kecil dan tidak memiliki alat pengering sendiri, sehingga masih menggantungkan dari sinar matahari. "Belum memiliki pengering, dan masih mengandalkan sinar matahari," kata Kasdi.

Ia mengatakan luas lahan sekitar 25 hektare tanaman tembakau di wilayah Wareng belum dipanen menunggu cuaca membaik. "Kami belum bisa memanen. Kami menunggu cuaca membaik dari pada kualitasnya menurun," kata dia.

(KR-STR)
Pewarta :
Editor: Masduki Attamami
COPYRIGHT © ANTARA 2024