Pemkab Sleman normalisasi sumber air lereng Merapi

id Sleman

Pemkab Sleman normalisasi sumber air lereng Merapi

Kabupaten Sleman (istimewa)

Sleman (Antara Jogja) - Pemerintah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan berupaya melakukan upaya untuk menormalisasi beberapa sumber air yang tertimbun material erupsi Gunung Merapi pada 2010 guna memenuhi kebutuhan air bagi warga sekitar.

"Kami akan melakukan normalisasi sumber air Bebeng yang berada di Desa Glagaharjo, Cangkringan, pascalebaran ini," kata Kepala Dinas Sumber Daya Air Energi dan Mineral (SDAEM) Kabupaten Sleman Sapto Winarno, Sabtu.

Menurut dia, normalisasi akan dilakukan dengan menelusuri saluran pipa air yang terpendam material untuk mencari titik sumber air.

"Sumber air yang terdampak erupsi Merapi 2010, selain Bebeng juga Umbulwadon. Hanya saja untuk Umbulwadon sudah dilakukan normalisasi, sedangkan sumber air Bebeng masih diupayakan supaya warga tidak lagi kekurangan air," katanya.

Kepala Bidang Penyediaan dan Pembinaan Sumber Daya Air (PPSDA), Dinas SDAEM Kabupaten Sleman Warsono mengatakan, untuk merumuskan cara penanganannya, pihaknya bekerjasama dengan paguyuban warga yang mengelola sumber air Bebeng.

"Sumber air tersebut dikelola masyarakat sekitar baik dari Glagaharjo maupun dari Balerante, Kemalang, Klaten. Kami rumuskan bersama, untuk menemukan titik mata air sumber Bebeng," katanya.

Ia mengatakan, langkah awal yang dilakukan yakni melakukan pemecahan batu yang menutupi dan merusak jaringan pipa besi menuju titik mata air.

"Karena dengan tertutupnya titik mata air dan tergencetnya pipa besi itu, debit air berkurang, yang dulunya 56 liter per detik, saat ini menjadi 30 liter per detik," katanya.

Menurut dia, setelah batu-batu yang menutupi jaringan pipa dipecahkan, langkah selanjutnya yang akan ditempuh yakni dengan mencari titik sumber air dengan menelusuri jaringan pipa.

"Bila sudah ditemukan sumber titik air, upaya yang dilakukan yakni dengan membuat pengamanan titik sumber yang lebih kuat," katanya.

(V001)
Pewarta :
Editor: Hery Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2024