Polres Bantul bersihkan vandalisme

id vandalisme

Polres Bantul bersihkan vandalisme

ilustrasi vandalisme (FOTO ANTARA/Noveradika)

Bantul (Antara Jogja) - Polres Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, membersihkan vandalisme bertuliskan `ISI Sewon Yogya Paris` di depan kampus Intitut Seni Indonesia, Jalan Parangtritis, karena dianggap berkaitan dengan paham Islamic State of Iraq and Syria.

"Itu tulisan ISIS disamarkan jadi ISI Sewon (Institut Senin Indonesia Sewon), kami sudah tahu kalau itu dilarang (paham ISIS), kami dapat info ada simbol itu ya harus dibersihkan," kata Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Bantul AKBP Surawan usai penertiban.

Menurut dia, pembersihan tulisan berkaitan paham ISIS itu ditempuh karena pemerintah Indonesia telah melarang berkembangnya paham ISIS, sebab di negara asalnya organisasi politik tersebut berkaitan dengan permasalahan kekuasaan dan politik.

"Di negara asalnya sana kan pertikaian masalah kekuasaan dan masalah politik, jangan sampai itu berkembang di sini dan memecah belah di negara kesatuan kita," kata Kapolres.

Oleh sebab itu, kata dia untuk mengantisipasi berkembangnya pergerakan ISIS di wilayah Bantul, kesatuannya telah menjalin komunikasi dengan para tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk bersama menolak berkembangnya paham tersebut.

Sementara itu, terkait aksi vandalisme di depan kampus ISI Yogyakarta tersebut, pihaknya menilai, meskipun hal itu tidak secara langsung memberikan pesan ungkapan paham ISIS, namun apapun simbol yang mengarah pada paham ISIS perlu diwaspadai.

"Intinya iseng tapi kemungkinan bisa dikait-kaitkan, makanya ini sebagai langkah antisipasi agar ISIS tidak berkembang di Bantul," kata Surawan.

Apalagi kata Kapolres, tiga hari lalu aparat Polres Bantul telah menurunkan delapan bendera ISIS di wilayah Ngablak, Kecamatan Pandak, namun demikian pihaknya tidak menemukan adanya kegiatan ISIS di wilayah ini, sehingga besar kemungkinan mereka hanya ikut-kutan.

"Sejauh ini belum ada aktifitas yang mengarah ke sana (paham ISIS), jadi kemungkinan mereka hanya ikut-ikut," katanya.

(KR-HRI)
Pewarta :
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2024