Petugas gabungan amankan pemimpin ISIS Regional Indonesia

id petugas gabungan amankan

Petugas gabungan amankan pemimpin ISIS Regional Indonesia

Ilustrasi (Foto antaranews.com)

Cilacap (Antara Jogja) - Petugas gabungan dari TNI dan Polri mengamankan tujuh orang yang diduga anggota gerakan "Islamic State of Iraq and Syria" (ISIS), dan salah satunya diketahui bernama Chep Hermawan.

Informasi yang dihimpun Antara di Cilacap, Selasa malam, menyebutkan penangkapan terhadap Chep Hermawan yang dalam beberapa hari terakhir mengaku sebagai pemimpin ISIS Regional Indonesia bersama enam rekannya itu, dilakukan personel TNI/Polri di kompleks Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Cilopadang, Kecamatan Majenang, Cilacap.

Salah seorang saksi mata, Wahyono mengatakan bahwa saat itu ada sebuah mobil Toyota Land Cruise warna perak (silver) berpelat nomor D 6 CC yang ditumpangi sekitar tujuh orang mengisi bahan bakar di SPBU Cilopadang.

"Setelah mengisi bahan bakar, mobil itu keluar dari SPBU dan berhenti di depan sebuah toko mebel yang berada di kompleks SPBU. Tidak lama kemudian, beberapa orang anggota TNI/Polri segera mendatangi mereka, dan menggeledah mobil tersebut dan menemukan bendera ISIS," katanya.

Menurut dia, seluruh penumpang mobil itu kemudian dibawa ke Markas Kepolisian Resor Cilacap.

Berdasarkan informasi yang dihimpun di Polres Cilacap, tujuh orang yang diduga anggota ISIS itu adalah H Chep Hermawan (58) warga Kelurahan Muka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Dani Rahdani (30) warga Desa Desa Nguraja, Kecamatan Cihideng, Kabupaten Tasikmalaya, Jabar, Ludy Burdah Muslim (30) warga Desa Ciherang, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur.

Kemudian Aeb Lukman Nulhakim (30) warga Desa Pamoyanan, Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur, Syaiful Bahri (39) warga Desa Kebonpedes, Kabupaten Sukabumi, Jabar, dan Didin Samsudin (44) warga Desa Sayang, Kabupaten Cianjur, dan Ade Saefullah (belum diketahui alamatnya, red.).

Penangkapan tujuh orang itu dilakukan setelah Polres Cilacap menerima informasi bahwa ada sejumlah orang yang diduga anggota ISIS yang telah membesuk napi di Lembaga Pemasyarakatan Pulau Nusakambangan.

Oleh karena itu, petugas pun segera melacak keberadaan mereka. Hingga akhirnya mereka diketahui sedang berada di Majenang dalam perjalanan pulang ke Jabar.

Petugas gabungan dari Polres Cilacap dan Komando Distrik Militer (Kodim) Cilacap yang telah membututi mobil Toyota Land Cruiser yang mengangkut tujuh orang itu segera mengamankan mereka dan menggeledah isi mobil.

Dari hasil penggeledahan, petugas menemukan sejumlah barang bukti berupa atribut ISIS, yakni dua lembar bendera, lima topi, empat kaos, satu buah pin, dan tiga lembar sebo (penutup muka).

Seluruh penumpang mobil dan barang bukti segera diamankan ke Markas Kepolisian Sektor Majenang, dan selanjutnya dibawa ke Mapolres Cilacap dengan pengawalan ketat personel TNI/Polri pada pukul 17.20 WIB.

Terkait penangkapan tersebut, Kepala Polres Cilacap Ajun Komisaris Besar Polisi Andry Triaspoetra mengatakan pihaknya masih melakukan pemeriksaan secara intensif terhadap tujuh orang yang diduga anggota ISIS itu.

"Saat ini sedang dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Kami hanya mengamankan atribut yang ada pada mereka," katanya didampingi Komandan Kodim Cilacap Letnan Kolonel Infanteri I Gusti Agung Adi Putra Winata.

Seperti diwartakan, Pemimpin ISIS Regional Indonesia Chep Hermawan mengaku siap memberikan penjelasan ke berbagai pihak terkait pernyataannya sebagai Presiden ISIS Indonesia.

Bahkan pihaknya mengaku telah memberikan penjelasan ke Kementerian Agama RI beberapa waktu lalu, usai menghadiri sidang perdana sengketa Pilpres di Mahkamah Konstitusi. "Usai berorasi, staf kementerian agama menjemput dan mempertemukan saya dengan wakil menteri agama. Pertemuan itu sebagai klarifikasi atas deklarasi ISIS di bundaran Hotel Indonesia pada Minggu 16 Maret 2014," kata Chep Hermawan di Cianjur, Jawa Barat, Minggu (10/8).

Pihaknya mengakui belum ada panggilan dari pihak kepolisian terkait hal tersebut. Dia menunggu apabila pihak berwajib meminta klarifikasi, dan pihaknya akan memenuhi panggilan.  
    
Menurut dia, berdirinya ISIS Regional Indonesia berperan serta menjaga keamanan nasional agar warga negara Indonesia yang siap berjihad tidak melakukan aksi kriminal di Indonesia.

Oleh karena itu, pihaknya menyayangkan sikap ulama di Indonesia khususnya MUI yang menentang gerakan ISIS di Indonesia.

"Komunikasi kami dengan MUI Pusat membuat kami sakit hati, karena menuduh kami melakukan kekerasan terhadap orang yang tidak sepaham," katanya.

Sementara itu, dalam sejumlah pemberitaan, Chep Hermawan yang juga Ketua Umum Gerakan Reformis Islam (Garis) mengaku bahwa penunjukan dirinya sebagai pemimpin ISIS Regional Indonesia itu atas rekomendasi terpidana kasus terorisme ustad Abu Bakar Ba'asyir yang saat ini mendekam di Lapas Pasir Putih, Pulau Nusakambangan, Cilacap.

(KR-SMT)
Pewarta :
Editor: Masduki Attamami
COPYRIGHT © ANTARA 2024