Masyarakat Kulon Progo gelar "Sermo Hamengku Gati"

id masyarakat kulon progo

Masyarakat Kulon Progo gelar "Sermo Hamengku Gati"

Waduk Sermo di Kulon Progo (Foto mpkd.ugm.ac.id)

Kulon Progo (Antara Jogja) - Masyarakat di Kawasan Waduk Sermo Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyelenggarakan upacara adat Sermo Hamengku Gati berupa Labuhan Sermo dan memandikan "Raja Kaya".

Sekretaris Panitia Sermo Hamengku Gati Widi Hartanto di Kulon Progo, Rabu, mengatakan "raja kaya" merupakan istilah yang dipakai oleh masyarakat Sermo untuk menyebut hewan ternak berupa hewan ternak yang berkaki empat yaitu sapi, kambing, kerbau dan lain-lain.

"Sermo Hamengku Gati ini merupakan kegiatan rutin setiap dua tahun sekali tiap bulan syawal. Kegiatan tahun ini merupakan ketiga kalinya, awalnya 2010, kemudian 2012," kata Widi.

Ia mengatakan Labuhan Sermo dan Ngguyang "Raja Kaya" dilakukan saat datangnya bulan Syawal tanggal 1 Hijriah anggota masyarakat menyambut dengan sukacita termasuk memandikan hewan ternak pada pagi hari setelah salat subuh dan sebelum salat Idul Fitri.

Pada malam hari 1 Syawal juga dilakukan membersihkan kandang dan ditaburi bunga disertai lampu teplok sebagai penerangan.

"Tradisi tersebut telah dilakukan oleh masyarakat Sremo secara turun temurun sebagai wujud rasa syukur kepada Allah yang telah memberikan rejeki pada warga masyarakat berupa hewan ternak. Selain memandikan raja kaya tersebut juga dilakukan doa yang ditujukan kepada para arwah leluhur dengan melakukan tabur bunga di makam keluarga mereka yang telah meninggal," katanya.

Sementara itu, lanjut Widi, Labuhan Sermo yang diawali dengan kirab budaya di Kampung Nggudang Waduk Sremo dengan melibatkan segala potensi yang ada merupakan bentuk ekspresi rasa syukur masyarakat kepada Allah.

Ia mengatakan prosesi kirab dimulai dari halaman masjid setempat dan berakhir ditepi Waduk Sermo, kemudian peserta kirab melakukan tabur bunga diperairan waduk sermo dengan menggunakan beberapa perahu.

"Setelah itu dilakukan prosesi ngguyang "Raja Kaya" dan diakhiri dengan doa bersama yang dipimpin oleh ulama tokoh agama yang diikuti oleh seluruh peserta kirab budaya dan warga masyarakat Kampung Nggudang," katanya.

"Kegiatan sebenarnya telah dilakukan oleh leluhur pada jaman dahulu setiap tanggal 1 Syawal sebelum salat Idhul Fitri," kata tokoh masyarakat Kampung Nggudang Wasimin.

(KR-STR
Pewarta :
Editor: Masduki Attamami
COPYRIGHT © ANTARA 2024