AJB Lempuyangan temui Wali Kota Yogyakarta

id wali kota

AJB Lempuyangan temui Wali Kota Yogyakarta

Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti (walikota.jogjakota.go.id)

Yogyakarta (Antara Jogja) - Puluhan pedagang asongan yang tergabung dalam Asongan Jogja Bersatu terus memperjuangkan keinginan mereka agar tetap bisa berjualan di Stasiun Lempuyangan dengan menemui Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti.

"Wali kota sudah kami anggap sebagai bapak kami sehingga kami pun menemui beliau. Kami berharap, tetap diizinkan untuk berjualan," kata Koordinator Asongan Jogja Bersatu (AJB) Anto Yuniarto di Yogyakarta, Jumat.

Menurut dia, pertemuan dengan wali kota tersebut merupakan upaya tambahan setelah beberapa hari sebelumnya, AJB mengadukan nasibnya ke DPRD Kota Yogyakarta.

Sebanyak 42 anggota AJB Stasiun Lempuyangan sudah tidak diizinkan berjualan di stasiun tersebut sejak satu pekan sebelum Lebaran hingga saat ini. Larangan bagi asongan untuk berjualan di stasiun merupakan kebijakan nasional dari PT KAI.

"Kami dijanjikan ada tindak lanjut dalam waktu satu pekan hingga 10 hari sejak pertemuan ini," katanya.

Sementara itu, Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti mengatakan, akan mencoba berkomunikasi dengan PT KAI khususnya Daerah Operasi VI Yogyakarta.

"Saya akan coba bicarakan bagaimana langkah yang tepat agar para pedagang asongan ini tetap bisa diberdayakan. Mungkin saja kebijakan larangan berjualan bagi asongan itu berlaku secara nasional, namun masih ada kearifan lokal yang bisa digunakan," katanya.

Haryadi mengatakan, pemberdayaan asongan tersebut diharapkan dapat bermanfaat tidak hanya untuk pedagang itu sendiri tetapi juga kepada Stasiun Lempuyangan.

"Jika larangan asongan berdagang itu dimaksudkan untuk meningkatkan kenyamanan pengunjung, saya jamin mereka berjualan dengan tertib dan tidak berjualan di kereta sehingga mengganggu penumpang. Mereka juga bisa diberdayakan untuk membantu menjaga keamanan," katanya.

Haryadi menambahkan, meskipun jumlah seluruh pedagang asongan adalah 42 orang, namun tidak semuanya berjualan dalam waktu yang sama.

"Saat pagi, mungkin hanya ada 10 orang yang berdagang, dan siang hari ada 20 orang. Tidak semuanya lalu berdagang bersama-sama," katanya.

(E013)
Pewarta :
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2024