Praktisi: DIY perlu menambah atraksi wisata malam

id praktisi: diy perlu

Praktisi: DIY perlu menambah atraksi wisata malam

Wisata malam di Alun-alun Selatan, Kota Yogyakarta (Foto Antara)

Jogja (Antara Jogja) - Praktisi pariwisata dan kebudayaan Widi Utaminingsih mengatakan pemangku kepentingan pariwisata di Daerah Istimewa Yogyakarta perlu segera menambah atraksi wisata pada malam hari, guna meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke daerah ini.

"Sudah saatnya atraksi wisata pada malam hari di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ditambah agar wisatawan memiliki pilihan tontonan hiburan," kata Ketua Yayasan Widya Budaya Yogyakarta Widi Utaminingsih di Yogyakarta, Jumat.

Menurut dia, dengan makin banyaknya atraksi wisata pada malam hari di DIY, diharapkan lama tinggal wisatawan juga meningkat.

"Dengan demikian, rata-rata lama tinggal wisatawan di daerah ini masih di bawah tiga hari, sehingga dapat ditingkatkan lagi, sekaligus menggenjot lama tinggal wisatawan, maka perlu ada atraksi wisata pada malam hari," kata Widi Utaminingsih yang yayasannya bergerak dalam bidang studi pengembangan pariwisata dan budaya berbasis potensi lokal itu.

Ia mengatakan atraksi wisata pada malam hari ini memang sudah menjadi wacana lama, namun implementasi di lapangan termasuk koordinasi antarlembaga dan pemangku kepentingan pariwisata di daerah ini masih kurang.

"Selama ini untuk menonton atraksi pada malam hari di DIY masih terbatas hanya Ramayana Balet di panggung terbuka Purawisata di Kota Yogyakarta, maupun panggung terbuka di Taman Wisata Candi Prambanan di Kabupaten Sleman," katanya.

Ia mengatakan lewat peningkatan jadwal atraksi wisata malam hari, misalnya pentas kesenian tradisional hendaknya perlu digelar dan perlu menghidupkan kembali pentas seni pada malam hari yang dulu sudah ada, namun karena sesuatu hal, tidak lagi bisa terselenggara.

"Bila atraksi wisata malam hari semakin banyak, diyakini lama tinggal wisatawan mancanegara maupun nusantara di Yogyakarta akan bertambah, dan lama tinggalnya juga bertambah," kata Widi Utaminingsih.

(H008)
Pewarta :
Editor: Masduki Attamami
COPYRIGHT © ANTARA 2024