BKKBN: perlu tiga bumi lagi tampung penduduk

id BKKBN

BKKBN: perlu tiga bumi lagi tampung penduduk

BKKBN (Foto antaranews.com)

Jakarta (Antara Jogja) - Bumi hanya mampu menampung maksimal empat miliar penduduk sehingga pada 2050 dibutuhkan tiga bumi lagi untuk menampung penduduk bumi yang diperkirakan mencapai 16 miliar, kata Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Fasli Djalal.

"Saat ini saja bumi sudah kelebihan beban, bahkan sejak 2010 seharusnya luas bumi yang diperlukan umat manusia adalah 1,5 bumi," kata Fasli di depan sekitar 3.000 mahasiswa baru dalam kuliah perdana Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (Uhamka) di Jakarta, Sabtu.

Dengan jumlah penduduk 16 miliar, lanjut Ketua Badan Pengurus Harian Uhamka itu, manusia bumi akan hidup berdesak-desakan dan membuat banyak masalah bermunculan, seperti kerusakan lingkungan, kelangkaan sumber daya, kerawanaan pangan, kemiskinan, dan konflik sosial.

"Belum ada planet yang siap menampung kita. Jadi, kita akan berdesakan, lalu akan muncul banyak masalah. Perang pada masa depan bukan karena minyak dan politik, melainkan karena air dan berebut udara," katanya.

Fasli juga mengingatkan, dengan kondisi demikian, persaingan antara sesama penduduk bumi makin meningkat dan Indonesia yang telah memiliki jumlah penduduk 247 juta, terbesar keempat di dunia, perlu bersiap diri.

Saat ini penduduk usia angkatan kerja di Indonesia mencapai 120 juta orang. Namun, yang lulusan perguruan tinggi hanya 4,4 persen dan lulusan pendidikan menengah 17 persen, sangat kecil jika dibandingkan dengan negara maju yang lulusan perguruan tingginya rata-rata mencapai 40 persen dan menengah 40 persen.

"Di negara tetangga Malaysia saja, lulusan perguruan tingginya sampai 20 persen dari jumlah penduduk, menengah 56 persen, dan sisanya pendidikan dasar 24 persen. Kita perlu kejar ketertinggalan dengan sistem pendidikan yang unggul," kata mantan Dirjen Dikti itu.

Sementara itu, Rektor Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (Uhamka) Prof. Dr. Suyatno mengatakan, dengan persaingan global yang kian ketat, pihaknya mendorong para mahasiswanya untuk selain menguasai ilmu yang diajarkan juga menambah kemampuan diri dengan hal-hal di luar ilmu (softskill), seperti pengalaman berorganisasi dan akhlak.

"Keberhasilan dalam bersaing di dunia luar hanya dipengaruhi oleh kecerdasan sebesar 20 persen, sedangkan 80 persen justru berasal dari yang diperoleh di luar kelas," katanya.

D009
Pewarta :
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2024