Paus: perang bukan cara atasi ketidakadilan

id paus: perang bukan

Paus: perang bukan cara atasi ketidakadilan

Paus Fransiskus (Foto antaranews.com)

Vatikan (Antara/AFP Jogja) - Perang bukan cara untuk mengatasi ketidakadilan, kata Paus Fransiskus dalam tanggapan diduga untuk menjauhkan diri dari pembenaran berasaskan agama atas serangan udara Amerika Serikat di Irak.

"Perang tidak pernah menjadi cara memuaskan bagi ketidakadilan atas hak asasi," kata Paus dalam pesan kepada koloqium antar-agama, yang diadakan di Antwerpen, Belgia, oleh masyarakat St Egido.

"Perang mengarahkan orang ke pusaran kekerasan, yang sulit dikendalikan. Ia menghancurkan capaian beberapa angkatan dan bahkan menyebabkan kemelut serta ketidakadilan lebih buruk," katanya.

Vatikan pada bulan lalu tampak mendukung serangan udara terhadap Negara Islam, yang digambarkan sebagai "mungkin diperlukan" oleh perwakilan Takhta Suci di Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Tak lama kemudian, pernyataan Paus dalam jumpa pers mengakibatkan kebingungan atas sikap gereja itu.

Saat ditanya secara khusus apakah ia mendukung serangan Amerika Serikat di Irak untuk membantu melindungi umat Kristen di sana, Fransiskus menjawab, "Dalam hal ini, tempat ada serangan tidak adil, saya hanya bisa mengatakan ini, adalah sah menghentikan penyerang tidak adil."
   
Tapi, ia melengkapi tanggapannya dengan menambahkan, "Saya menggarisbawahi kata berhenti. Saya tidak mengatakan bom, berperang. Saya katakan berhenti dengan beberapa cara. Dengan cara apa mereka dapat dihentikan? Itu harus dikaji. Untuk menghentikan penyerang tidak adil adalah sah."
   
Pesawat tempur Amerika Serikat pada Minggu melacarkan lima serangan terhadap gerilyawan Negara Islam, yang mengancam bendungan Haditha, Irak, kata saksi dan pejabat.

Serangan itu memperluas yang Presiden Barack Obama katakan gerakan untuk mengendalikan dan pada akhirnya mengalahkan gerakan jihad.

Obama mencap Negara Islam ancaman utama bagi Barat serta Timur Tengah dan mengatakan bahwa sekutu kunci NATO siap kembali bergerak bersama Washington menghadapi kekuatan aliran bersenjata, yang mengguasai wilayah luas Irak utara dan Suriah timur serta menyatakan kekhalifahan, yang mengaburkan perbatasan keagamaan.

Pemimpin pasukan paramiliter pemerintah Irak di Irak barat mengatakan, serangan udara itu berusaha mengusir ronda Negara Islam, yang mencoba menyerang bendungan terbesar kedua di Irak tersebut, pembangkit listrik tenaga air, yang juga memberikan jutaan liter air.

(B. Soekapdjo)
Pewarta :
Editor: Masduki Attamami
COPYRIGHT © ANTARA 2024