Bantul galakkan inseminasi buatan tingkatkan populasi sapi

id sapi

Bantul galakkan inseminasi buatan tingkatkan populasi sapi

Ilustrasi peternak sapi (antaranews.com)

Bantul (Antara Jogja) - Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan menggalakkan program inseminasi buatan atau kawin suntik dengan bibit sapi unggul untuk meningkatkan populasi sapi di wilayah setempat.

"Dengan inseminasi buatan ini diharapkan populasi sapi di Bantul terus meningkat, bahkan diharapkan untuk kebutuhan daging tidak mendatangkan dari luar daerah," kata Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Bantul Partogi Pahpahan, Minggu.

Menurut dia, kebutuhan daging sapi secara ideal di Kabupaten Bantul setidaknya mencapai sekitar 90 ribu sapi yang dipotong, namun sampai saat ini populasi sapi baru mencapai sekitar 70 ribu sampai 76 ribu sapi.

"Sasaran program IB ini diprioritaskan bagi peternak sapi kecil, bahkan dari kalangan warga miskin, karena nanti inseminasi juga digratiskan bahkan pengobatan kepada ternak difasilitasi," katanya.

Berkaitan dengan hal itu, pihaknya juga akan melakukan verifikasi terhadap kelompok ternak sapi di Bantul, yang nantinya akan menjadi sasaran program IB, harapannya program pemerintah ini mulai berjalan pada 2015.

"Ada sebanyak 912 kelompok ternak yang sedang kami verifikasi, kalau ini nanti berjalan maka kami tugaskan 25 orang dokter hewan agar sekali atau dua kali seminggu datang ke sentra ternak itu," kata Partogi.

Sementara itu, kata dia menjelang Hari Raya Idul Adha kebutuhan sapi potong untuk keperluan hewan kurban di Bantul selama ini masih banyak mendatangkan dari luar daerah, kondisi demikian mengakibatkan harganya cenderung naik.

"Kami imbau masyarakat memperhatikasn kesehatan sapi yang dibeli terutama yang didatangkan dari luar daerah, jenis penyakit sapi yang membahayakan dan menular ke manusia di antaranya antraks dan rabies, tapi itu jarang ditemui," katanya.

Sementara itu, salah satu pengusaha sapi di Segoroyoso Pleret Bantul, Wardiyono mengatakan, menjelang Idul Adha ini permintaan sapi melonjak, dari sebelumnya yang sekitar 30 sapi per bulan menjadi sekitar 200 sapi dalam sebulan terakhir ini.

"Kalau hari biasa beda dengan Idul Adha, pada hari biasa yang biasanya menyembelih sapi untuk dijual di pasar, maka menjelang Idul Adha ini menjual sapi untuk keperluan hewan kurban, jadi banyak yang pesan," katanya.

Ia mengatakan, untuk mencukupi kebutuhan stok dirinya juga kulakan sampai wilayah Gunung Kidul (DIY), Wonogiri dan sejumah daerah di Jawa Tengah dengan kisaran Rp15 juta per ekor, yang kemudian dijual Rp17 juta per ekor.

"Tetapi kami masih terbebani dengan pakan harian, tenaga kerja dan layanan antar sampai tempat tujuan," katanya.

(KR-HRI)