Disperindagkop: kenaikan harga elpiji belum pengaruhi sembako

id sembako

Disperindagkop: kenaikan harga elpiji belum pengaruhi sembako

pantauan sembako (FotoAntara/Hery Sidik)

Yogyakarta (Antara Jogja) - Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Daerah Istimewa Yogyakarta menilai kenaikan harga elpiji 12 kg belum memiliki dampak signifikan terhadap berbagai kebutuhan pokok di daerah ini.

"Kalau sampai sekarang kebetulan belum ada dampaknya, terutama harga sembako," kata Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri, Disperindagkop DIY, Eko Witoyo di Yogyakarta, Senin.

Menurut Eko, apabila ada kenaikan saat ini lebih disebabkan pengaruh cuaca. Sementara kenaikan elpiji, lebih memiliki dampak langsung terhadap harga makanan jadi atau makanan olahan.

"Yang paling berpengaruh mungkin untuk harga makanan jadi. Kecuali kalau kebutuhan pokok seperti gabah (beras) membutuhkan pengering, tapi kebanyakan sepertinya menggunakan sinar matahari," kata dia.

Sementara itu, ia mengatakan, sesuai informasi pantauan harga yang diperoleh Disperindagkop DIY di Pasar Beringharjo, Demangan, dan Kranggan, rata-rata harga masih stabil tinggi.

"Sampai saat ini belum ada pengaruhnya (kenaikan elpiji), (harga) sembako masih stabil tinggi sama seperti sebelum ada kenaikan elpiji," kata dia.

Ia menyebutkan harga daging sapi masih mencapai Rp101.000 per kilo gram (kg), daging ayam potong Rp32.000 per kg, sementara daging ayam kampung Rp65.000 per kg.

Sedangkan telur ayam broiler Rp17.800 per kg, telur ayam kampung Rp1.600 per butir.

Bawang merah masih stabil Rp12.300 per kg, bawang putih Rp13.300 per kg, cabai merah keriting Rp14.300 per kg, cabai merah besar Rp12.300 per kg, dan cabai rawit merah Rp9.600 per kg.

PT Pertamina (Persero) dengan persetujuan pemerintah mulai 10 September 2014, telah menaikkan harga elpiji nonsubsidi tabung 12 kg

sebesar Rp1.500 per kg, atau Rp18.000 per tabung. Kenaikan harga dilakukan untuk menekan kerugian bisnis elpiji tersebut.

(KR-LQH)