Disperindagkop berupaya jadikan batik produk unggulan Bantul

id batik di bantul

Disperindagkop berupaya jadikan batik produk unggulan Bantul

Perajin batik tulis tradisional di Giriloyo, Kabupaten Bantul, DIY (Foto ANTARA/Sidik)

Bantul (Antara Jogja) - Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan berupaya menjadikan batik yang dihasilkan dari sentra kerajinan di wilayah itu sebagai produk unggulan.

"Kami terus ikutsertakan batik dalam pameran-pameran kerajinan, karena kami ingin batik menjadi produk unggulan Bantul di samping kerajinan gerabah yang juga sudah menjadi unggulan," kata Kasi Sarana Industri, Bidang Perindustrian, Disperindagkop Bantul, Suryono, di Bantul, Selasa.

Menurut dia, batik memang pantas diunggulkan sebagai kerajinan khas daerah itu karena batik yang ada di Bantul tidak terbatas pada kain, melainkan juga pada media kayu (batik kayu), bambu, pisau batik, sehingga menjadi barang seni yang bernilai.

"Makanya batik layak diunggulkan, apalagi Bantul mempunyai dua sentra batik besar yang sudah dikenal masyarakat yakni Giriloyo Imogiri dan Wijirejo Pandak, selain itu pembatik juga tersebar di sembilan kecamatan," kata Suryono.

Pihaknya juga memastikan bahwa setiap pameran kerajinan yang digelar baik tingkat kabupaten, nasional maupun internasional akan mengirimkan minimal satu hingga dua produk batik serta sejumlah perajin, agar produk khas daerah itu makin dikenal masyarakat hingga luar negeri.

"Kami juga terus mendorong perajin batik supaya melek teknologi, seperti misalnya di sentra batik Giriloyo itu sudah ada semacam website yang dikelola kelompok untuk memasarkan produk mereka," katanya.

Ia berharap dengan menjadikan batik sebagai produk unggulan Bantul juga turut melestarikan warisan budaya yang saat ini telah diakui organisasi dunia UNESCO, selain itu juga dapat memberdayakan perajin batik karena produknya laku keras di pasaran.

Sementara itu, kata dia, saat ini industri kecil menengah (IKM) pada sektor kerajinan batik ada 612 IKM, dari industri itu setidaknya mampu menyerap sebanyak 2.056 pembatik, yang sebagian besar kaum perempuan dan ibu-ibu sebagai pekerjaan sambilan keluarga.

"Pertumbuhan industri batik di Bantul cenderung mengalami kenaikan antara lima sampai sepuluh persen per tahun, ini karena pasarannya sudah bagus setelah diakui dunia, terutama batik kreatif yang menjadi ciri khas daerah," katanya.
(KR-HRI)
Pewarta :
Editor: Heru Jarot Cahyono
COPYRIGHT © ANTARA 2024