Jakarta (Antara Jogja) - PT Pertamina (Persero) mengatasi migrasi pengguna elpiji nonsubsidi tabung 12 kilogram ke tiga kilogram bersubsidi pascakenaikan harga elpiji 12 kilogram pada 10 September 2014.
Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya di Jakarta, Selasa, mengatakan migrasi pengguna pascakenaikan harga hanya bersifat sementara.
"Kami perkirakan potensi migrasi hanya sekitar dua persen atau 18 ribu ton," katanya.
Ia juga optimistis bahwa migrasi tidak melampaui kuota elpiji subsidi tiga kilogram yang ditetapkan APBN Perubahan 2014 sebesar 5,013 juta ton.
Pihaknya telah mengantisipasi potensi migrasi tersebut dengan menerapkan sistem monitoring elpiji tiga kilogram (simol3k).
"Pengawasan dengan simol3k bisa memastikan penyaluran elpiji tiga kilogram dari agen ke pangkalan," katanya.
Pertamina bisa mengawasi distribusi tabung elpiji tiga kilogram di 3.400 agen dan 143.000 pangkalan di seluruh Indonesia.
Wakil Presiden Elpiji dan Produk Gas Pertamina Gigih Wahyu Hari Irianto mengatakan berdasarkan pengalaman kenaikan harga elpiji 12 kilogram pada Januari 2014, migrasi hanya terjadi sebulan pascakenaikan.
"Kali ini, kami yakin lebih cepat karena sosialisasi kenaikan harga elpiji 12 kilogram yang nonsubsidi ini sudah berjalan sejak Januari lalu," katanya.
Rapat kerja Komisi VII DPR dengan Pelaksana Tugas Menteri ESDM Chairul Tanjung, Senin (15/9), menyepakati kuota elpiji tiga kilogram dalam RAPBN 2015 sebesar 5,766 juta ton atau 15 persen di atas APBN Perubahan 2014 sebesar 5,013 juta ton.
Kenaikan kuota dikarenakan pertambahan pengguna elpiji tiga kilogram bersubsidi pascaprogram konversi pada 2014 yang mencapai 1,63 juta paket perdana, peningkatan konsumsi industri mikro sekitar 23 persen, dan pertambahan penduduk 1,38 persen.
Chairul Tanjung saat raker tersebut, mengatakan migrasi tidak mungkin dihindari karena ada disparitas harga.
"Namun, sudah dilakukan pengawasan," ujarnya.
Ke depan, katanya, pemerintah akan memperbanyak pemanfaatan jaringan gas kota untuk menekan subsidi.
Per 10 September 2014 pukul 00.00 waktu setempat, Pertamina menaikkan harga elpiji tabung 12 kilogram sebesar Rp1.500 per kilogram untuk menekan kerugian bisnis tersebut.
Dengan kenaikan itu, harga jual rata-rata elpiji 12 kilogram dari Pertamina menjadi Rp7.569 per kilogram dari sebelumnya Rp6.069 per kilogram.
Kenaikan tersebut masih jauh dari harga keekonomian yang mencapai di atas Rp10.000 per kilogram.
Untuk itu, Pertamina berencana menaikkan lagi harga elpiji 12 kilogram sebesar Rp1.500 per kilogram pada 1 Januari 2015.
Selanjutnya, harga elpiji dinaikkan Rp1.500 per kilogram setiap enam bulan hingga keekonomian.
Per 1 Juli 2015 naik Rp1.500 per kilogram, 1 Januari 2016 naik Rp1.500 per kilogram, dan 1 Juli 2016 naik Rp1.500 per kilogram.
Setelah 1 Juli 2016, harga elpiji diperkirakan sudah mendekati keekonomian.
(T.K007)
Berita Lainnya
12 PTN vokasi di Indonesia ikuti API Sarpras PTV
Jumat, 29 Maret 2024 0:21 Wib
12 mahasiswa Udinus Semarang pernah dikirim magang di Jerman
Kamis, 28 Maret 2024 21:07 Wib
PPN 12 persen tak munculkan gejolak usaha parekraf RI
Rabu, 27 Maret 2024 14:01 Wib
Gempa Bawean, Jatim, ini 12 fakta diungkap BMKG
Senin, 25 Maret 2024 7:08 Wib
Disdagin Kulon Progo gelar pasar murah di 12 kapanewon
Jumat, 22 Maret 2024 15:17 Wib
Dirjen Pajak: Pemerintah terus mengkaji kebijakan kenaikan PPN 12 persen
Selasa, 19 Maret 2024 16:27 Wib
Cuaca ekstrem dan hujan lebat terpa 12 daerah Indonesia
Jumat, 15 Maret 2024 5:41 Wib
Pemerintah tetapkan awal Ramadhan Selasa 12 Maret 2024
Minggu, 10 Maret 2024 21:15 Wib