Kemenag cek buku sebut makam wali berhala

id kemenag cek buku

Kemenag cek buku sebut makam wali berhala

Kementerian Agama

Bantul (Antara Jogja) - Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan melakukan pengecekan buku pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam untuk siswa Madrasah Tsanawiyah yang menyebutkan makam wali sebagai berhala.

"Itu (buka pelajaran SKI) langsung dari Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag), akan tetapi segera akan kami cek," kata Kepala Bidang (Kabid) Madrasah Kemenag Bantul Jauzan Sanusi saat dikonfirmasi perihal buku tersebut, Selasa.

Pihaknya memang belum menerima laporan dari masyarakat terkait isi buku yang dinilai meresahkan itu, namun bila memang ada tulisan yang menyebut makam wali adalah berhala, maka pihaknya akan segera menarik buku tersebut dari sekolah-sekolah.

"Saya dengar buku untuk siswa MTs itu telah didistribusikan ke sebagian sekolah di Bantul, namun saya tidak begitu hafal sekolah mana saja yang sudah memperoleh buku, karena itu langsung dari Kanwil," kata Jauzan.

Sementara itu, salah satu tokoh Nahdatul Ulama (NU) di Bantul, Aslam Ridho mengakui jika dirinya menerima pesan di aplikasi `messenger` perihal penyimpangan tersebut, yakni di halaman 14 buku kelas VII siswa MTs tertulis `Berhala itu sekarang adalah kuburan wali`.

"Banyak yang `broadcast` saya, sepertinya sudah banyak beredar di media sosial, misalnya `facebook`," kata anggota dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD) ini.

Menurut dia, warga NU merasa tidak terima karena selama ini mereka memang sering melakukan ziarah ke makam wali, namun dirinya menegaskan meskipun ziarah ke makam wali, bukan berarti mereka menyembah dan memuji-muji makam itu.

Ziarah, menurut dia, hanya sebuah bentuk penghormatan kepada para wali yang telah berperan penting dalam penyebaran agama Islam di Pulau Jawa.

Oleh karena itu, dia meminta Kemenag Bantul mengoreksi, kemudian segera menariknya jika terjadi kekeliruan.

"Wali itu pelaku sejarah, kalau dibahasakan berhala, orang-orang yang berziarah tidak berdoa ke makam itu. Memang kami belum melaporkan secara resmi ke Kemenag," kata Aslam Ridho.

(KR-HRI)
Pewarta :
Editor: Masduki Attamami
COPYRIGHT © ANTARA 2024