Pakar: pemda perlu dorong penerapan tiket pintar

id pakar: pemda perlu

Pakar: pemda perlu dorong penerapan tiket pintar

Ilustrasi (Foto manteb.com)

Jogja (Antara Jogja) - Pemerintah daerah perlu meningkatkan penerapan sistem tiket pintar untuk mendorong animo masyarakat menggunakan trasportasi publik dengan memperluas pengadaan infrastruktur pendukung, kata seorang pakar trasportasi.

"Penerapan sistem tiket pintar masih belum meluas, ini lebih pada jaringan transportasi dan infrastruktur lain yang belum siap," kata pengamat transportasi Universitas Gadjah Mada Prof Ahmad Munawar dalam diskusi "Community Building Toward the ASEAN Social and Cultural Community 2015" di Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY), Rabu.

Menurut dia, penerapan sistem tiket pintar dapat diwujudkan dengan media kartu pintar yang dapat digunakan saat akan menaiki berbagai trasnportasi publik secara terintegrasi, seperti kereta, buskota, serta transportasi publik lainnya. "Kita bisa meniru sistem tiket pintar yang ada di Jerman," kata dia.

Munawar menjelaskan sistem tiket pintar yang ada di Jerman menggunakan sistem pembayaran berkala mulai mingguan, bulanan, dan tahunan.

Dengan sistem itu, masyarakat sesekali mendapatkan diskon tertentu ketika menggunakan layanan publik. "Melalui sistem itu pula masyarakat tidak perlu menunggu lama waktu tiba transportasi umum," kata dia.

Di Indonesia, seperi Yogyakarta, katanya, belum pernah menerapkan sistem tersebut. Hal itu, menurut dia, lebih disebabkan pada jaringan transportasi yang kurang luas dan infrastruktur lain yang belum maksimal disiapkan masing-masing pemda. "Ini bisa digunakan untuk Transjogja agar masyarakat familiar dengan trasnportasi publik tersebut," kata dia.

Ia menambahkan, penggunaan sistem tiket pintar itu diharapkan menjadi salah satu cara untuk menuju Social and Cultural Community ASEAN 2015.

Sementara itu, ia memaparkan, terkait tiket pintar tersebut, saat ini UGM juga masih mengembangkan pengintegrasian pembayaran berbagai transportasi publik, seperti Transjogja, kereta Pramex, serta Batik Solo Trans.

(KR-LQH)
Pewarta :
Editor: Masduki Attamami
COPYRIGHT © ANTARA 2024