Gunung Kidul (Antara Jogja) - Wirausaha muda di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, membuat berbagai produk oleh-oleh khas, seiring meningkatnya kunjungan pariwisata di wilayah itu.
Salah seorang wirausaha muda Padukuhan Purwosari,, Kecamatan Wonosari, Yusuf Adhitya Putratama (23) di Gunung Kidul, Kamis, mengatakan, sejak 2013, dirinya mulai menangkap kemajuan dunia pariwisata di tanah kelahirannya dengan membuat cenderamata khas Gunung Kidul berupa kaus dan asesoris seperti boneka, hiasan mobil dan kerjainan lain.
"Modal awal lima juta rupiah, hasil menjual motor. Saya dan dua teman lain Rahmat dan Okik kemudian memulai usaha dengan membuat kaos khas Gunung Kidul bermerk Hopper," kata Yusuf.
Dia mengatakan ide awal pembuatan oleh-oleh khas Gunung Kidul ini untuk mengurangi pengangguran yang ada disekitar daerahnya.
"Sebagian teman-teman saya masih mengaggur, sedangkan pariwisata di Gunung Kidul sedang meningkat pesat, jika harus bekerja di sektor pariwisata dilingkungan saya tidak ada," katanya.
Yusuf mengatakan pada awalnya pembuatan kaos hanya dikerjakan tiga orang, seiring perkembangan permintaan kaos dengan label gambar belalang ini, karyawan yang bertambah berjumlah 10 orang yang merupakan warga sekitar tempat tinggalnya. "Koordinator pembuat boneka ialah seorang divabel mempunyai keterampilan membuat boneka," katanya.
Wirausaha yang diciptakannoleh pemuda kelahiran 23 Mei 1991 ini, disambut Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul. Pada Jumat 17 Januari 2014, Wakil Bupati Gunung Kidul Immawan Wahyudi bersedia meresmikan Hopper menjadi kaos khas resmi Gunung Kidul. "Semenjak itu produk Hopper mulai dikenal masyarakat lokal maupun wisatawan luar daerah," katanya.
Yisuf yang sebelumnya bekerja di sebuah perusahaan swasta memberanikan diri keluar dan menekuni bidang baru berjalan beberapa tahun terakhir. Untuk modal usaha tambahan, ia kembali berspekulasi dengan menggadaikan BPKB motor milik ibunya.
"Ada tambahan dana dua puluh juta rupiah untuk mengembangkan usaha. Dengan dana itu saya dan teman-teman bisa menambah banyak produksi kaos, katanya.
Saat ini, kaus dengan ciri khas bertuliskan filosofi Jawa dan gambar objek wisata di Gunung Kidul, hanya bisa diperoleh di rumahnya yang berada di depan polres Gunung Kidul, dan toko oleh-oleh.
Dia berharap kedepan mampu menngurangi masyarakat yang belum memiliki pekerjaan. "Cita-cita saya hanya satu yakni mengajak masyarakat yang belum bekerja untuk bekerja, dan seiring perkembangan pariwisata hendaknya tidak menjadi penonton tetapi bisa menjadi salah satu bagian," katanya.
Sementara itu, salah satu pekerja Rini mengaku sangat terbantu dengan adanya pembuatan kaos khas Gunung Kidul. "Hasilnya lumayan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari," katanya.
(KR-STR)
Berita Lainnya
Dispora Gunungkidul melatih 50 anak muda jadi barista
Kamis, 25 April 2024 14:41 Wib
STY berat harus menghadapi Korsel, negara sendiri
Kamis, 25 April 2024 9:28 Wib
Nicholas Saputra tidak meragukan kepedulian anak muda Indonesia di isu keberlanjutan
Kamis, 25 April 2024 7:13 Wib
Gaya hidup kebaratan, kasus kanker di usia muda naik
Selasa, 23 April 2024 18:04 Wib
Anak muda jangan pantang menyerah ambil keputusan, pinta Mensos
Senin, 22 April 2024 6:47 Wib
Generasi muda dikenalkan kesenian Japin Carita agar tak punah
Minggu, 21 April 2024 1:13 Wib
61 petani muda Indonesia dikirim ke Taiwan untuk magang
Minggu, 21 April 2024 0:56 Wib
Petani muda Indonesia mengoptimalkan pertanian di lahan rawa
Sabtu, 20 April 2024 17:53 Wib