Tim persiapan bandara klaim sosialisasi sesuai harapan

id bandara

Tim persiapan bandara klaim sosialisasi sesuai harapan

Ilustrasi ((ANTARA FOTO/FB Anggoro) )

Kulon Progo (Antara Jogja) - Tim persiapan pembangunan bandara baru di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengklaim pelaksanaan sosialisasi bandara berjalan lancar dan sesuai harapan, meski masih ada warga yang belum setuju.

"Selama sosialisasi di 11 titik kepada masyarakat di tujuh desa, tingkat kehadirannya sudah di atas 50 persen. Hal ini tidak menjadi masalah. Tapi kami meminta masyarakat yang belum datang harus menghadiri konsultasi publik," kata anggota tim persiapan pembangunan bandara Haryanto seusai melakukan sosialisasi rencana pembangunan bandara di Desa Glagah, Kecamatan Temon, Selasa.

Kepala Biro Tata Pemerintahan DIY ini mengatakan pihaknya akan melakukan pendataan kembali warga masyarakat yang daerahnya terkena rencana pembangunan bandara.

"Pada Jumat (3/10) kami akan melakukan pendataan. Setelah selesai, kami akan melakukan konsultasi publik bagi warga yang tanahnya terkena rencana pembangunan bandara," kata Haryanto.

Saat konsultasi publik, ia meminta masyarakat harus hadir sebab saat konsultasi publik, masyarakat dapat menyampaikan seluruh aspirasi baik alasan setuju, alasan menolak, hingga harapan masyarakat terhadap rencana pembangunan bandara.

"Semua warga yang dapat undangan harus hadir, akan ditanya setuju atau tidak setuju, kemudian masyarakat bisa sampaikan apa yang jadi keinginan warga. Minta ganti rugi berapa, apabila tidak hadir akan jadi persoalan bagi yang tidak hadir," katanya.

Asisten Perekonomian dan Pembanguna Setda Kulon Progo Triyono mengatakan sosialisasi merupakan salah satu tahapan sesuai Undang-Undang dan Keppres.

"Kami dapat simpulkan bahwa semua berjalan lancar. Meskipun ada hal-hal kecil merupakan bagian dari dinamika. Hal ni digunakan sebagai alat kontrol dan kendali," kata Triyono.

Dirinya berharap semua masyarakat bisa memahami, mengerti, merenung dan berpikir bahwa bandara dibangun untuk kesejahteraan mereka dan masyarakat pada umumnya.

"Bandara merupakan program negara, pemerintah dan program yang bersifat kepentingan publik," kata Triyono.

Pelaksanaan sosialisasi kali ini diselenggarakan di Balai Desa Glagah, berbeda dengan sosialisasi sebelumnya yang dibagi dalam beberapa kelompok kerja (pokja), tapi sekarang dijadikan satu tempat di Balai Desa Glagah. Hal ini sesuai dengan kesepakatan antara penyelenggara sosialisasi dan kelompok Wahana Tri Tunggal (WTT) yang menolak bandara, dan menginginkan sosialisasi berada di satu tempat.

Peserta sosialisasi keempat ini berasal dari Desa Glagah khususnya pedukuhan Kretek, Sidorejo, Kepek, Bapangan, Sengkretan, Glagah, Macanan, Bebekan, dan Loh Gedhe. Sekitar 956 warga diundang dalam acara tersebut, namun yang datang sekitar 452 warga. Hal ini disebabkan karena intimidasi dari WTT yang memblokir jalan Daendels (JJLS) menuju ke Balai Desa Glagah.

Sosialisasi yang hanya dihadiri sekitar 47 persen undangan sebenarnya tidak terlalu bermasalah. Sebab, di tiga sosialisasi sebelumnya tingkat partisipasi sampai 89 persen. Apalagi sosialisasi juga dilakukan dengan selebaran, melalui media massa, ataupun secara perorangan. Sehingga pada dasarnya sosialisasi terus berjalan.

Alasan ketidak hadiran tamu undangan antara lain domisili di luar daerah, tidak dapat masuk area sosialisasi karena undangan diserahkan koordinator WTT, dan sebagian karena kesibukan pekerjaan.

(KR-STR)
Pewarta :
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2024