Bantul targetkan produksi padi 197 ribu ton

id padi

Bantul targetkan produksi padi 197 ribu ton

Ilustrasi panen raya padi (Foto antarafoto.com)

Bantul (Antara Jogja) - Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, tahun ini mentargetkan produksi padi sebanyak 197 ribu ton gabah kering giling.

"Target panen padi kita seperti dulu sesuai dengan perintah Pak Presiden, Bantul harus bisa memproduksi lebih dari 197 ribu ton gabah kering giling," kata Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Bantul, Partogi Pahpahan, Minggu.

Menurut dia, target produksi padi itu akan dicapai dengan luasan lahan pertanian di wilayah Bantul sekitar 15 ribu hektare, dengan sistem pola tanam padi-padi-padi, dan padi-padi-palawija, kemudian padi-palawija-palawija.

"Kami harapkan petani dapat melakukan pola tanam yang dianjurkan dinas, misalnya, di wilayah sini padi-padi-palawija atau sebaliknya, kalau itu dipedomani kami optimistis dapat mengoptimalkan produksi padi," ujar Partogi.

Sebab, kata dia dengan melakukan pola tanam yang sesuai maka selain mengurangi dampak ketidakmerataan pembagian air irigasi, juga memutus hama atau organisme pengganggu tanaman sehingga panen tetap terjaga.

Ia mengatakan, untuk mendukung peningkatan produksi padi di Bantul, tahun ini pihaknya juga memberikan bantuan pompa air kepada gabungan kelompok tani (Gapoktan), guna memudahkan mengairi terutama di wilayah rawan kekeringan.

"Tahun ini kami memberikan bantuan ke kelompok tani sebanyak 70 pompa air, kemudian 35 traktor dan sekitar 90 buah alat penyemprot hama. Kami berikan tiap kelompok agar dapat dimanfaatkan anggota secara bergiliran," tuturnya.

Pihaknya juga akan mengupayakan bantuan sarana pertanian kepada seluruh gabungan kelompok tani (Gapoktan) di 75 desa se-Bantul, agar dapat meningkatkan produksi pertanian.

Sementara itu, ditanya terkait musim kemarau tahun ini apakah akan mengganggu produksi padi, ia mengatakan, akan berpengaruh, namun sampai saat ini masih bisa diatasi petani dengan program pompanisasi tersebut.

"Kemarau ini ada dampaknya terhadap irigasi pertanian, akan tetapi sampai saat ini masih bisa diatasi, namun kami berharap mulai Oktober nanti mulai turun hujan, kalau tidak maka kami harus duduk bersama untuk cari solusinya," tukasnya.

(KR-HRI)