Bantul (Antara Jogja) - Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyatakan sebagian besar kelompok pembudidaya perikanan di wilayah tersebut masih tergantung pada pakan pabrikan sehingga mereka butuh biaya besar untuk mengelola usaha tersebut.
"Sebagian besar kelompok pembudidaya perikanan di Bantul masih tergantung pada pakan pabrikan, padahal untuk membeli pakan itu pembudidaya butuh biaya besar, kira-kira sekitar 70 persen dari total biaya produksi," kata Kepala Bidang Budidaya Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul Subiyanta Hadi di Bantul, Selasa.
Menurut dia, kondisi demikian mengakibatkan kelompok pembudidaya perikanan mendapatkan keuntungan kecil ketika panen, karena selain harus mengeluarkan biaya untuk membeli pakan juga biaya perawatan, termasuk risiko kematian ikan.
"Informasi terakhir pakan dari pabrikan harganya sekitar Rp8.000 sampai Rp9.000 per kilogram, kalau petani lele tergantung pada pakan pabrikan hasilnya kecil sekali, apalagi pakan pabrikan harganya tidak pernah turun, malah cenderung naik," katanya.
Ia menyebutkan saat ini di Bantul ada 816 kelompok pembudidaya perikanan, sekitar 80 persen di antaranya pemula maupun kelompok yang mempunyai usaha sampingan lainnya, sehingga besar kemungkinan mereka tergantung pada pakan yang praktis tersebut.
Dia mengatakan ketergantungan kelompok terhadap pakan pabrikan tersebut tidak sampai mengakibatkan merugi atau menutup usahanya.
Namun, katanya, berrimbas pada pengurangan jumlah maupun luasan kolam ikan yang dikembangkan petani ikan.
"Kebutuhan pakan tiap kelompok berbeda tergantung ukuran kolam dan kepadatan tebar, memang tidak sampai pada usaha yang mangkrak, melainkan produksinya stagnan hingga pengurangan kolam dari sebelumnya delapan menjadi enam kolam," katanya.
Oleh sebab itu, kata dia, perlu ada upaya untuk menekan ketergantungan kelompok pembudidaya perikanan terhadap pakan pabrikan untuk memperkecil biaya produksi.
Upaya tersebut, katanya, di antaranya dengan menyiapkan pakan alami berbahan lokal yang dijual dengan harga lebih murah ketimbang pabrikan.
"Tahun ini kami akan uji coba pengolahan pakan alami di Budidaya Air Tawar (BAT) Pundong, dengan bahan lokal tanpa harus gunakan bahan tambahan, kami jamin harganya lebih murah. Ke depan pemanfaatan pakan lokal ini akan disosialiasikan," katanya.
(KR-HRI)
Berita Lainnya
Ramuan jahe perkuat daya tubuh saat puasa
Jumat, 29 Maret 2024 1:03 Wib
Dongkrak daya beli, pemda harus bagikan THR-gaji 13 ASN tepat waktu
Selasa, 19 Maret 2024 6:10 Wib
KPU RI mengsahkan suara Prabowo-Gibran unggul di Papua Barat Daya
Selasa, 19 Maret 2024 5:43 Wib
THR dan gaji ke-13 ASN dongjrak daya beli masyarakat Indonesia
Minggu, 17 Maret 2024 7:12 Wib
Hilang kontak, kapal bermuatan tujuh ton ikan
Sabtu, 16 Maret 2024 16:23 Wib
Disdagin Kulon Progo menggelar pasar murah untuk jaga daya beli masyarakat
Rabu, 13 Maret 2024 0:06 Wib
Empat pengebom ikan di Sulteng ditangkap
Senin, 11 Maret 2024 11:06 Wib
Pemkab Bantul mengolah sampah jadi sumber daya ekonomi bernilai tinggi
Sabtu, 9 Maret 2024 13:28 Wib