Realisasi danais di Kulon Progo 23,2 persen

id realisasi danais kulonprogo

Kulon Progo (Antara Jogja) - Realisasi penyerapan dana keistimewaan di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, baru mencapai Rp8 miliar atau 23,2 persen dari alokasi sebesar Rp29 miliar.

Kepala Disbudparpora Kulon Progo Eko Wisnu Wardana di Kulon Progo, Kamis, mengatakan anggaran dana keistimewaan (danais) yang terserap tersebut digunakan untuk pentas seni dan kegiatan kebudayaan.

"Sedangkan danais untuk pembangunan fisik seperti pembangunan taman budaya, Bale Agung, rehabilitasi rumah TB Simatupang, dan perbaikan jembatan Duwet, akan selesai pada akhir Desember diperkirakan mencapai Rp4,5 miliar," kata Eko.

Ia berharap, pihaknya mampu menyerap danais sebesar Rp13 miliar sampai akhir tahun. Rendahnya penyerapan anggaran dikarenakan gagal lelang pembangunan taman budaya sebanyak dua kali. Padahal, anggarannya sangat besar yakni Rp13,7 miliar.

Ia mengatakan, tidak maksimalnya penyerapan danais juga disebabkan SDM bidang kebudayaan hanya berjumlah 11 orang, atau 12 dengan kepala dinasnya. Untuk keuangannya, dibantu bagian keuangan.

"Taman budaya yang awalnya direncanakan menghabiskan Rp13,7 miliar karena gagal lelang pertama dan kedua, maka lelang ketiga hanya sebesar Rp3,6 miliar. Sedangkan pembangunan Jembatan Duwet masih dalam tahap perencanaan yang akan selesai akhir November," kata Eko.

Wakil Ketua DPRD Kulon Progo Ponimin Budi Hartono meminta pemerintah setempat segera menyerahkan rancangan peraturan daerah tentang pembentukan struktur organisasi tata kerja kebudayaan.

Menurut Ponimin, bidang kebudayaan harus dipisahkan dengan Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olrahraga supaya bekerja maksimal memanfaatkan danais.

"Dari Pemda DIY memang belum ada landasan hukum pemisahan bidang kebudayaan. Namun demikian, kami minta pemkab segera menyusun rancangan peraturan daerah (raperda) struktur organisasi tata kerja (SOTK) kebudayaan," kata Ponimin.

Ponimin juga menyayangkan Disbudparpora Kulon Progo tidak dapat menyerap danais Rp29 miliar secara maksimal. Menurutnya, minimnya penyerapan danais dikarenakan perencanaan kegiatan tidak matang, kelompok kerja (pokja) kurang dan kepala dinasnya banyak tugas luar atau mengikuti diklat.

"Kami pesimistis danais Rp29 miliar dapat diserap dengan baik sampai akhir tahun," katanya.

Untuk itu, ia meminta Disbudparpora segera mempersiapkan berbagai rencana penyerapakan danais. Ia mencontohkan penggunaan danais membangun infrastruktur jalan menuju objek wisata, memperbaiki jembatan gantung di Girimulyo, dan membangun gedung purna wijaya.

"Pemda harus membuat perencanaan 2015 supaya danais terserap baik dan sesuai harapan," katanya.

Lebih lanjut, ia meminta Disbudparpora dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) membuat perencanaan infrastruktur kawasan wisata dan budaya.

"Potensi budaya dan wisata di masyarakat harus diidentifikasi, supaya 2015 mulai dibangun menjadi suatu kawasan wisata dan budaya," katanya.(KR-STR)