Keteladanan dari dua negarawan

id Jokowi

Keteladanan dari dua negarawan

Joko Widodo atau Jokowi (Foto antaranews.com)

Yogyakarta (Antara Jogja) - Pertemuan antara presiden terpilih Joko Widodo dengan Prabowo Subianto dinilai memberi keteladanan bagi rakyat. Bahkan juga dinilai merupakan pertemuan bersejarah.

Ketua Komisi Pemilihan Umum Husni Kamil Manik mengatakan pertemuan presiden terpilih Joko Widodo dengan mantan calon presiden Prabowo Subianto merupakan pertemuan yang bersejarah yang sebelumnya telah dinanti-nantikan masyarakat.

"Pertemuan itu menjadi pertemuan bersejarah bagi kita. Dua peserta pemilu yang telah selesai berkompetisi, bisa bertemu dengan suasana yang cair," kata Husni kepada wartawan usai mengikuti acara "The 3rd Indonesia Public Relations Awards & Summit (IPRAS)" yang diselenggarakan Serikat Perusahaan Pers (SPS) di Yogyakarta, Jumat.

Husni mengatakan pertemuan keduanya yang dapat berlangsung secara cair itu, merupakan perkembangan yang baik bagi kehidupan perpolitikan di Indonesia, sekaligus menjadi pendidikan yang berharga bagi masyarakat. Apa pun perbincangan keduanya, masyarakat telah menyaksikan itu sebagai contoh atau teladan yang positif.

"Saya kira ini akan memberikan pendidikan tersendiri bagi masyarakat melihat pemimpinnya bisa bersatu untuk Indonesia yang lebih baik," katanya.

Pertemuan tersebut, menurut dia, juga menjadi peristiwa yang penting untuk menjawab berbagai spekulasi publik terkait wacana akan adanya gangguan menjelang pelantikan presiden terpilih Joko Widodo dan wakil presiden terpilih Jusuf Kalla pada 20 Oktober 2014.

Dengan pertemuan itu, Husni berharap Prabowo dan Jokowi dapat melakukan rekonsiliasi pascapemilihan presiden, sekaligus membangun komunikasi yang efektif untuk bersama mengembangkan negara agar lebih baik lagi.

Pengamat komunikasi politik dari Universitas Indonesia Ari Junaedi menilai pertemuan Joko Widodo dengan calon presiden yang kalah pada Pilpres 2014 Prabowo Subianto memberikan keteladanan dan pembelajaran yang sangat penting bagi masyarakat.

"Usai kekalahan pada pilpres kemarin, aroma kekecewaan dan balas dendam dari Prabowo dan parpol-parpol pendukungnya terasa kental saat berbagai gugatan hukum kandas dan perlawanan politik kian `keras` di parlemen," ujar Ari di Jakarta.

Menurut pengajar Program Pascasarjana Universitas Indonesia (UI) ini, pertemuan yang diinisiasi Jokowi, dan berlangsung di kediaman Prabowo di Jalan Kertanegara Nomor 4, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat pagi itu, menjadi "pembuka" terjadinya rekonsiliasi politik antara tokoh-tokoh bangsa.

"Saya bersyukur atas terjalinnya pertemuan kedua tokoh terbaik bangsa ini. Ada saatnya bersaing dalam kontestansi pilpres kemarin, namun ada saatnya bersanding untuk kebaikan bangsa," ujar dia.

Ia mengatakan tidak ada yang menang atau tidak ada yang dilecehkan dalam pilpres kemarin, yang mendapat kepercayaan lebih dari rakyat adalah kebetulan sosok bernama Jokowi.

Menurut dia, pertemuan Jokowi dengan Prabowo setidaknya membuka lembaran baru, tidak ada dendam yang harus dilanggengkan. Jokowi telah menunjukkan sebagai figur nasional yang bisa memecahkan kebuntuan komunikasi.

"Ada pelajaran penting yang bisa dipetik dari pertemuan Kertanegara ini, Jokowi-Prabowo telah menjadi pioner kerukunan bangsa. Bisa jadi nantinya, pertemuan Jokowi-Prabowo akan mengilhami pertemuan tokoh bangsa yang selama ini dianggap masyarakat tidak rukun seperti Megawati dengan SBY," katanya.

Ia mengatakan pertemuan ini menjadi tonggak penting terciptanya kestabilan politik usai Jokowi-JK dilantik pada 20 Oktober mendatang. "Politik stabil, maka korelasinya kepada kemantapan ekonomi. Semoga kesejukan politik berimbas pada kemantapan ekonomi," kata Ari Junaedi yang juga dosen S2 di Universitas Diponegoro (Undip) Semarang ini.



Memberi Inspirasi

Pengamat politik dari PolcoMM Institute Heri Budianto menilai pertemuan itu merupakan sejarah politik baru yang dapat menjadi inspirasi politik bagi para elit, bahwa menang-kalah dalam konstestasi politik itu hal biasa.

Direktur Eksekutif PolcoMM Institute ini mengatakan meskipun Jokowi yang menang, ia tetap mengajak bicara pihak lain, dan bahkan menunjukkan sikap rendah hatinya dengan mendatangi tokoh-tokoh yang dulu seteru politiknya.

Sementara itu, kata dia, Prabowo yang banyak dikecam berbagai pihak karena dianggap tidak mau menerima kekalahan, dengan jiwa besar menunjukkan sikap sportivitas yang tinggi kepada Jokowi. Apalagi, bagi Prabowo, Jokowi merupakan orang yang pernah diorbitkannya dalam Pilkada DKI Jakarta.

"Saya tidak dapat membayangkan situasi psikologis Pak Prabowo. Beliau mengalahkan ego politiknya demi bangsa dan negara," kata Heri Budianto.

Menurut dia, hal tersebut merupakan teladan kedua anak bangsa yang betul-betul mencintai rakyatnya. "Poin lain yang saya catat adalah ini merupakan teladan yang tinggi nilainya bagi elit lain," katanya.

Bahkan, kata Heri, juga merupakan pendidikan politik yang tidak ternilai harganya. Elit politik hendaknya belajar pada kedua tokoh ini.

Bagaimana seharusnya jika menang dan memiliki kekuasaan. Lalu bagaimana kalah dan menerimanya sebagai bentuk kecintaan pada bangsa dan negara," tandas Heri Budianto.

Sementara itu, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengajak para simpatisannya mendukung pemerintahan presiden terpilih Joko Widodo, selama programnya baik untuk rakyat.

"Saya sampaikan partai yang saya pimpin, teman-teman saya yang mendukung saya, saya minta untuk mendukung (pemerintahan) Joko Widodo," kata Prabowo seusai menerima Jokowi di Rumah Kertanegara IV, Jakarta Selatan.

Prabowo meyakini Jokowi berjiwa patriot dan sama-sama ingin menjaga keutuhan bangsa, nilai-nilai Pancasila dan kebhinekaan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dia mengatakan apabila dalam masa pemerintahan Jokowi ada hal-hal yang dinilai tidak menguntungkan bagi rakyat, maka dirinya beserta partai dan segenap simpatisan tidak segan menyampaikan kritikan. "Itu yang saya sampaikan dan itu lah demokrasi," kata Prabowo.

Ia mengaku merasa terhormat didatangi Jokowi. Dalam pertemuan yang disebutnya penuh persahabatan itu, Prabowo mengaku mengucapkan selamat atas keterpilihan Jokowi sebagai presiden.

Prabowo menyampaikan bahwa pertarungan politik wajar terjadi, yang terpenting keinginan untuk kebaikan dan kesejahteraan rakyat. "Semua pendukung saya tidak menganggap perbedaan politik dan pandangan politik menjadi sumber perpecahan. Kita satu nusa satu bangsa," ujarnya.



Tokoh Hebat

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Ahmad Basarah mengapresiasi pertemuan antara presiden terpilih Joko Widodo dengan Prabowo Subianto, dan menilai keduanya merupakan tokoh hebat.

"Kunjungan silaturahmi Jokowi kepada Prabowo hari ini membuktikan bahwa mereka berdua adalah tokoh-tokoh Indonesia yang hebat," kata Ahmad Basarah dalam pesan Blackberry di Jakarta, Jumat.

Basarah menyebutkan ciri-ciri pemimpin hebat adalah pemimpin yang selalu tanggap terhadap perkembangan situasi, dan siap mengambil inisiatif untuk mengambil berbagai langkah penyelesaian masalah.

Ia mengatakan bagi Jokowi, mantan Gubernur DKI Jakarta ini sadar bahwa tiga hari lagi akan menjadi presiden bagi segenap rakyat Indonesia, bukan presidennya partai Koalisi Indonesia Hebat (KIH), PDI Perjuangan, apalagi presidennya orang Solo.

"Oleh karena itu, keputusannya untuk menemui tokoh-tokoh politik di luar pendukung KIH membuktikan Jokowi seorang yang berjiwa kesatria dan negarawan," ujarnya.

Selain itu, menurut Ahmad Basarah, pertemuan tersebut bagi Prabowo dengan sukarela menerima kunjungan silaturahim Jokowi adalah suatu sikap yang cerdas, dan menunjukkan sikap kenegarawanannya.

"Sebagai bangsa yang besar, kita patut bersyukur bahwa para pemimpin kita telah memberikan contoh dan suri tauladan yang baik bagi pembangunan sistem demokrasi di Indonesia," katanya.

(M008)