Pemkot Yogyakarta segera evaluasi perkembangan XT-Square

id XT-Square

Pemkot Yogyakarta segera evaluasi perkembangan XT-Square

XT-Square (Foto ANTARA/Barikurahman)

Yogyakarta (Antara Jogja) - Pemerintah Kota Yogyakarta segera mengevaluasi perkembangan pasar seni dan kerajinan Yogyakarta XT-Square agar bisa terus tumbuh dan menjadi magnet pariwisata di Yogyakarta bagian selatan.

"Evaluasi dilakukan tiap tiga bulan. Evaluasi untuk triwulan ketiga akan segera dilakukan," kata Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti di Yogyakarta, Kamis.

Menurut dia, pasar seni dan kerajinan Yogyakarta tersebut belum dapat berkembang secara maksimal sejak dibuka pada akhir Desember 2012 meskipun sejumlah upaya telah dilakukan untuk menarik pengunjung agar datang ke XT-Square.

Salah satu upaya yang dilakukan manajemen pengelola XT-Square adalah bekerja sama dengan biro perjalanan wisata untuk mendatangkan wisatawan ke lokasi tersebut.

"Saya pun akan tanyakan ke manajemen mengapa hal itu belum bisa dilakukan maksimal," katanya.

Ia berharap, manajemen pengelola XT-Square terus melakukan berbagai terobosan agar pasar yang menjual berbagai barang kerajinan tangan dan kuliner tersebut dapat tumbuh dengan pesat dan menjadi tempat tujuan wisata belanja di Yogyakarta.

"Pemerintah sudah memberikan berbagai usulan untuk menarik minat pengunjung. Mungkin diperlukan terobosan agar pasar ini lebih menarik," katanya.

Sementara itu, Direktur Operasional dan Pemasaran PD Jogjatama Vishesha selaku pengelola XT-Square Widihasto Wasana Putra mengatakan, sedang menyiapkan laporan tahunan perkembangan pasar seni dan kerajinan pada 2014.

"Kami bahkan sudah menyampaikan rencana kerja untuk 2015 kepada Pemerintah Kota Yogyakarta sejak satu bulan lalu," kata Widihasto.

Ia menyebut, XT-Square akan memasuki tahap pengembangan pada tahun depan setelah dalam dua tahun terakhir melakukan penguatan konsolidasi dan pemantapan manajemen.

Widihasto menambahkan, akan terus berupaya menampilkan berbagai wahana menarik di pasar seni dan kerajinan itu untuk menarik minat pengunjung karena pasar yang hanya menjual barang kerajinan terbukti tidak bisa menjadi magnet untuk menarik minat pengunjung.

"Mengangkat pasar yang mengutamakan kerajinan itu sangat berat. Dulu, sempat ada janji dari pemerintah untuk membuat aturan mengenai jalur bus pariwisata agar masuk ke XT-Square tetapi hal itu tidak ada sampai sekarang," katanya.

Beberapa wahana untuk menarik minat pengunjung yang sudah ada di XT-Square adalah museum gambar tiga dimensi dan akan disusul dengan patung tokoh-tokoh serta karaoke keluarga.

Ia menyebut, pemasukan yang diterima oleh manajemen sudah bisa menutupi biaya operasional meskipun belum menghasilkan keuntungan. Pendapatan utama diperoleh dari sewa kios.

"Manejemen selalu mengingatkan pedagang untuk membayar sewa kios tepat waktu. Namun, kami juga melihat kondisi pedagang. Pembayaran pun bisa dilakukan dengan sangat fleksibel," katanya.

Namun demikian, lanjut dia, jika ada penyewa yang tidak membayar sewa kios dalam waktu lama dan berpotensi membahayakan "cash flow", maka manajemen akan mengambil tindakan tegas.

(E013)

Pewarta :
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2024