Wabup Sleman sambangi awak angkutan Terminal Jombor

id terminal

Wabup Sleman sambangi awak angkutan Terminal Jombor

Terminal Jombor Kabupaten Sleman,DIY (Foto ANTARA/Victorianus)

Sleman (Antara Jogja) - Wakil Bupati Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Yuni Satia Rahayu menyambangi para awak angkutan umum di Terminal Bus Jombor, Rabu, pascakenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi.

Dalam kesempatan tersebut Wakil Bupati Sleman mendapat keluhan dari para awak angkutan umum yang mebgharapkan pemerintah segera menyesuaikan tarif angkutan.

"Kami harapkan semua pihak untuk bersabar, saat ini pemerintah sedang menyusun kebijakan yang tidak akan merugikan," kata Yuni Satia Rahayu.

Menurut politisi dari PDIP ini, pemerintah akan menyusun regulasi yang terkait dengan kebijakan pengalihan subsidi BBM ini.

"Tarif angkutan tentunya nanti juga akan disesuaikan dengan biaya operasional, setelah ada kebijakan kenaikan harga BBM bersubsidi ini," katanya.

Sementara itu sejumlah awak angkutan yang ada di Terminal Jombor mengeluh belum ada penetapan tarif dasar angkutan umum pascakenaikan harga BBM bersubsidi.

"Belum adanya aturan tarif ini membuat kami mengalami dilema, jika kami menaikkan tarif sepihak nanti dituduh melanggar aturan dan juga tidak akan ada penumpang yang mau naik angkutan," kata sopir angkutan umum Terminal Prambanan-Terminal Jombor Duryat.

Menurut dia, tarif angkutan dengan trayek Terminal Prambanan-Terminal Jombor, Sleman saat ini masih menggunakan tarif lama yalni sebesar Rp4.000.

"Dengan menggunakan tarif lama saja, saat ini sepi penumpang. Kami tidak tahu jika nanti tarifnya naik," katanya.

Ia mengatakan, sepinya penumpang ini bukan karena tanpa alasan, karena pascakenaikan harga BBM dua hari lalu para penumpang khususnya pelanggan memilih naik sepeda motor dari pada naik angkutan umum.

"Mereka menilai lebih hemat naik sepeda motor, ini menjadi dilema bagi kami untuk menaikkan tarif angkutan," katanya.

Ia berharap pemerintah segera menetapkan tarif dasar angkutan, karena dengan harga baru BBM saat ini, para awak angkutan belum bisa menutup biaya operasional dan perawatan.

"Kami harapkan pemerintah dapat segera mengatasi masalah ini, dan juga berbagai masalah dampak dari kenaikan harga BBM bersubsidi," katanya.
(V001)
Pewarta :
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2024