Operator berlakukan dua tiket kendaraan wisata keraton

id keraton

Operator berlakukan dua tiket kendaraan wisata keraton

Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat (Foto: jogja.antaranews.com)

Yogyakarta (Antara Jogja) - Forum Komunikasi Kawasan Alun-Alun Utara Yogyakarta yang menjadi operator kendaraan wisata Keraton akan memberlakukan dua jenis tiket untuk "shuttle" wisata tersebut yaitu tiket terusan dan tiket sekali jalan.

"Sudah ada kesekapatan mengenai harganya. Tiket sekali jalan dipatok Rp5.000 sedangkan tiket terusan ditetapkan Rp10.000," kata Ketua Forum Komunikasi Kawasan Alun-Alun Utara (FKKAU) Muhammad Fuad di Yogyakarta, Selasa.

FKKAU telah menetapkan tiga rute kendaraan wisata tersebut. "Shuttle" wisata keraton itu akan memanfaatkan Taman Parkir Ngabean sebagai terminal pemberangkatan dan kedatangan wisatawan.

Rute pertama adalah dari Ngabean menuju ke Keraton Yogyakarta. Rute ini akan melewati Jalan Agus Salim, Kauman, Alun-Alun Utara, Keraton Yogyakarta dan kembali ke Ngabean.

Rute kedua adalah menuju Taman Sari. Kendaraan wisata akan melintasi Jalan Rotowijayan, Ngasem, Sompilan, Taman Sari dan kembali ke Ngabean.

Sedangkan rute ketiga adalah menuju Taman Pintar yang akan melalui Jalan Agus Salim, Kauman, Alun-Alun Utara, Jalan Ibu Ruswo, Jalan Brigjen Katamso, Taman Parkir Senopati, Titik Nol Kilometer dan kembali ke Ngabean.

"Jika wisatawan ingin mengunjungi Keraton Yogyakarta dan Taman Pintar untuk kemudian kembali ke Ngabean, maka mereka bisa menggunakan tiket terusan," katanya.

Selain di Ngabean, sejumlah halte untuk titik naik dan turun penumpang juga sudah disiapkan yaitu di Alun-Alun Utara tepatnya di depan Gedung Persaudaraan Djemaah Haji Indonesia (PDHI), di sekitar Jogja Gallery, Sompilan, Taman Sari dan Taman Pintar. "Wisatawan pun bisa melakukan pembelian tiket di halte-halte itu," katanya.

Kendaraan wisata yang akan digunakan memiliki kapasitas delapan orang. Operator sudah menyiapkan lima unit kendaraan saat uji coba yang rencananya dilakukan mulai Jumat (28/11) atau bersamaan dengan pembukaan Pasar Malam Perayaan Sekaten.

Fuad menyebut, perizinan kendaraan wisata seperti trayek angkutan juga sudah dimiliki sehingga kendaraan tersebut sudah siap dioperasionalkan. "Hingga akhir tahun ini, akan kami upayakan menambahnya menjadi 10 unit dan pada tahun depan ada tambahan 10 unit lagi," katanya.

Bus pariwisata yang tidak lagi diperbolehkan masuk kawasan benteng Keraton Yogyakarta diharapkan memanfaatkan Taman Parkir Ngabean atau memanfatkan lokasi parkir alternatif seperti XT-Square, Kafe Pyramide di Jalan Parangtritis dan Pasar Niten di Jalan Bantul.

"Jika Ngabean sudah penuh, maka bus bisa melakukan `drop off` penumpang di Ngabean dan parkir di lokasi parkir alternatif. Kami siap jika mereka membutuhkan pemandu menuju lokasi parkir alternatif itu," katanya.

Sementara itu, Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) DIY Imam Widodo khawatir jika kendaraan wisata yang disiapkan operator tidak mencukupi kebutuhan.

"Baru akan ada lima unit dengan kapasitas satu unit delapan orang. Bagaimana jika wisatawan yang kami bawa jumlahnya banyak. Padahal, mereka harus selalu tergabung dalam rombongan," katanya.

Kunjungan wisatawan menggunakan kendaraan wisata juga akan berdampak pada bertambahnya waktu kunjungan. "Harapannya, kendaraan wisata itu selalu ada, sehingga jadwal kunjungan yang sudah diatur bisa dijalankan dengan baik," katanya.
(E013)

 
Pewarta :
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2024